Gerindra minta Belanda hormati hukuman mati di Indonesia
Merdeka.com - Keputusan pemerintah Belanda yang menarik duta besarnya di Indonesia sebagai bentuk protes atas eksekusi hukuman mati salah satu warganya dinilai berlebihan. Belanda seharusnya bisa menghormati sistem hukum di Indonesia.
"Sikap yang diambil pemerintah Belanda dengan menarik duta besar terlalu berlebihan. Mereka seharusnya dapat menghormati sistem hukum kita. Yang dieksekusi mati itu bandar narkoba, bukan penjahat biasa. Dan Indonesia sedang darurat narkoba," tegas Ketua Fraksi Gerindra MPR RI, Edhy Prabowo, Minggu (18/1) melalui siaran pers.
Menurut Edhy, apa yang dilakukan pemerintah Indonesia memang sesuai dengan sistem hukum positif selama ini. Bahkan, yang dieksekusi mati tak hanya warga negara asing melainkan salah satunya warga negara Indonesia bernama Rani.
"Warga negara kami juga ada yang dieksekusi mati di luar negeri. Kami bisa menghormati sistem hukum negara lain meski kami juga tetap meminta kepada negara tersebut untuk membatalkan hukuman itu. Negara memang perlu berperan dalam hal diplomasi, tetapi pada akhirnya tetap harus menghormati aturan main masing-masing negara," imbuh Edhy.
Edhy justru berharap, ke depan Belanda dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam memerangi peredaran narkoba. Pasalnya, kian hari korban tewas akibat penyalahgunaan narkoba semakin banyak. Sehingga, ke depan tidak ada lagi warga negara manapun yang divonis hukuman mati oleh pemerintah Indonesia karena kasus narkoba.
"Menarik dubes atau tidak itu hak mereka (Belanda). Saya berharap ke depan kita semua justru harus bekerja sama memerangi peredaran narkoba. Dan kedua negara harus dapat saling menghormati sistem hukuman yang berlaku," tandas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Sebagaimana diberitakan, pemerintahan Belanda memanggil pulang duta besarnya sebagai bentuk protes atas eksekusi mati terhadap warganya bernama Ang Kiem Soei. Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders menilai, hukuman mati adalah hukuman kejam dan tak manusiawi yang mengabaikan kehormatan dan integritas seorang manusia.
Selain Belanda, langkah serupa juga dilakukan pemerintah Brasil. Mereka berpendapat bahwa hukuman mati hanya akan membuat hubungan antar negara menjadi tidak baik.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Kaget Dengar Kabar AHY akan Dilantik Jadi Menteri ATR/BPN Besok
Gerindra menyambut baik apa yang sudah diputuskan Presiden Jokowi dalam mengangkat siapapun menjadi menteri.
Baca SelengkapnyaTak Cuma di Indonesia, WNI di Negera Ini juga Tempuh Berjam-jam Perjalanan Demi Nyoblos
Pemilu di Polandia berjalan tertib dan lancar serta diikuti oleh banyak WNI yang mencoblos dengan antusias.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaSosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaGerindra Pede Kesaksian Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres Bongkar Fitnah Kecurangan Prabowo-Gibran
Gerindra justru optimis kesaksian empat menteri tersebut akan secara langsung membantah tudingan kecurangan dilakukan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca Selengkapnya"Prabowo 'Sowan' ke Parpol di Luar Koalisi, Gerindra Tegaskan Komitmen pada Jawa Barat"
Jawa Barat merupakan provinsi yang mencatat sejarah bahwa Gerindra menang dua kali berturut-turut di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca Selengkapnya