Gedung Sarekat Islam Kota Semarang mulai dipugar
Merdeka.com - Setelah setahun ditemukan dan ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melalui SK Nomor 640/184/14 tertanggal 27 Februari 2014, untuk pertama kalinya gedung Sarekat Islam (SI) mulai dipugar atau direnovasi, Selasa (23/09).
Dalam pemugaran gedung yang pernah digunakan oleh Tan Malaka mengajar ini, tim pemugaran atau renovasi gedung SI ini akan melakukan renovasi sebanyak 60 persen dari bangunan yang tersisa.
"Yang akan kami pertahankan sebanyak 60 persen bangunan. Sebanyak 10 tiang atau pilar akan diganti. Dinding yang sudah miring akan dirobohkan dan dibuatkan baru. Kami akan membangun, diusahakan seperti aslinya tanpa mengubah bentuk," kata Ketua Tim Renovasi gedung SI Wahyu Widayat kepada wartawan di sela-sela acara selamatan di Gedung SI, Jalan Gendong Selatan Nomor 1144, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah Selasa (23/9).
Untuk melakukan pemugaran dan renovasi gedung yang dulu pernah dibangun pada 1919 hingga 1920, melalui proses panjang dengan menggunakan dana hibah dari APBD Provinsi Jawa Tengah senilai Rp 657 juta.
"Dari APBD I merupakan dana hibah. Bagian tertentu akan kami renovasi dengan hati-hati menurut kaidah pelestarian budaya. Kita sudah koordinasi dengan cagar budaya bahwa karakter rumah ini mirip dengan perkebunan. Proses renovasi dengan menurunkan genteng, toak-toak istilah jawa," terang Wahyu.
Proses renovasi yang dilakukan tidak asal-asalan, akan melibatkan sebanyak 30 orang, beberapa di antaranya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPC) Jateng sebagai pengarah dan pemantau proses renovasi.
"Sebanyak 30 orang akan terlibat, dari cagar budaya dan beberapa warga di lingkungan setempat gedung SI ini," tuturnya.
Ke depan, bangunan ini akan digunakan untuk kegiatan bersifat sosial sesuai dengan rapat yang dilakukan bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. "Rapat di wali kota dikembalikan ke Yayasan, silakan untuk apa. Tapi intinya gedung ini bisa bermanfaat untuk kegiatan sosial," tuturnya.
Anggota Komunitas Peduli Semarang (KPS) Yunantyo Adi menambahkan, proses pemugaran gedung SI ini akan disesuaikan dengan konsep dan kondisi gedung lama. Namun, dengan pemugaran tetap akan mempertahankan nilai-nilai bangunan lama.
"Ditinggikan 20 senti meter, huruf SI ini tetap dipertahankan. Ini nanti menurut agenda tiga bulan selesai, setelah itu nanti akan dibicarakan lagi soal pemanfaatan dengan PAUD-TK dan Yabami. Rencana PAUD tetap di sini, menyewa dengan harga murah dan yayasan tuna netranya. PKK kelurahan juga akan diberi ruang di tempat ini," ujarnya.
Soal penggunaan, Yunantyo menyatakan gedung SI akan difungsikan dalam enam aspek di antaranya aspek pembelajaran atau pendidikan, aspek wisata, olahraga dan kesenian serta lainnya.
"Bisa difungsikan, olahraga, kesenian. Sebelum Mei 2008 setiap Jumat untuk kepentingan Jumatan karena di kampung tidak ada masjid besar. Kegiatannya setelah selesai meliputi, sejarah, ilmu pengetahuan tentang arsitek bangunan. Kemudian untuk kegiatan keagamaan, semacam sunatan massal dan kebudayaan. Selain itu juga sebagai pemanfaatan kunjungan wisata. Penamaan gedung SI. Pemanfaatannya enam aspek," ucapnya.
Yunantyo berharap bangunan SI yang memiliki luas tanah 1.130 meter persegi dan luas bangunan 1000 meter persegi itu bisa dimanfaatkan oleh publik.
"Pembangunan diharap fungsinya akan dikembalikan ke asli, karena bangunan depan sudah diubah wujudnya supaya dikembalikan aslinya sesuai foto tahun 1978. Termasuk gedung tambahan dikembalikan ke aslinya. Kita harap bisa lancar dan akan diaudit BPK dan Inspektorat Jateng setelah ini. Pengelola, kita berharap welcome terhadap enam jenis pemanfaatan itu. Termasuk yang akan digunakan publik," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaTimnas Amin menilai kota selevel Jakarta baru ada lima sehingga kota-kota lain perlu diprioritaskan pembangunannya daripada anggaran dihabiskan untuk IKN.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena RSUD Kumpulan Pane menjadi tempat tujuan berobat masyarakat di kabupaten/kota sekitar Kota Tebing Tinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaDampak lain dari proyek itu adalah bangunan masjid yang ikut retak.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dalamnya kosong. Dibersihkan setahun sekali pada momen hari-hari besar.
Baca SelengkapnyaAda anggapan bahwa masjid ini tiba-tiba ada dan pembangunannya dibantu jin
Baca SelengkapnyaKisah perjalanan seorang pengusaha sukses asal Wonosobo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaEfek kenaikan harga tanah disebabkan karena adanya rencana pembangunan fasilitas umum di Kelurahan Sumberarum.
Baca Selengkapnya