'Gatot bukan jenderal belakang meja, doyan turun bersama prajurit'
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI. Gatot akan menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan memasuki masa pensiunnya pada 8 Juli mendatang. Pergantian ini sekaligus memupus harapan agar tongkat kepemimpinan ditunjuk berdasarkan urutan matra.
Pengamat pertahanan Ridlwan Habib penunjukan Gatot tersebut tak lepas dari gaya kepemimpinannya yang dekat dengan prajurit TNI. Meski berada di puncak pimpinan Angkatan Darat, Gatot tak segan turun dan bersama-sama anak buahnya di lapangan.
"Ini bukan soal urut matra, tapi soal gaya leadership yang dibutuhkan Presiden untuk memimpin TNI. Pak Gatot bukan tipe jenderal di belakang meja, beliau ikut turun dan bersama-sama prajuritnya," ujar Ridlwan kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (10/6).
Ridlwan meyakini, gaya kepemimpinan inilah yang membuat Jokowi, sapaan Presiden Joko Widodo, tersentuh. Sebagai sosok pemimpin dari kalangan sipil, kebijakan Gatot bersentuhan langsung dengan prioritas Jokowi untuk melakukan pembangunan yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh rakyat.
Salah satunya adalah keterlibatan TNI AD yang terjun langsung untuk membangun rumah murah, perbaikan jalan rusak, membersihkan sungai dan pantai. Tak hanya itu, kegiatan TNI AD di masa kepemimpinan Gatot Nurmantyo sebagai Kasad adalah dengan ikut turun ke sawah dan membantu petani menanam padi.
"Ini lebih disukai Pak Presiden Jokowi. Harus dipahami suasana hati dan tipe kepemimpinan pak Jokowi yang bukan berasal dari tentara," lanjut dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutkan Presiden Jokowi telah memilih calon Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Moeldoko. Pilihan Jokowi dalam suratnya kepada DPR menulis Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.
"(Dalam surat) Atas namanya saya liat, saya liat copy-nya sepintas. Pak Gatot Nurmantyo," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6).
Fahri menjelaskan dalam surat yang baru saja diterima oleh DPR sore tadi itu, tidak dituliskan alasan dari Jokowi memilih Gatot sebagai calon Panglima TNI. Namun, ia enggan berspekulasi di balik pemilihan Gatot ada motif politik di dalamnya.
Terkait pilihan itu, Fahri meminta Jokowi untuk memberikan kepastian soal pilihannya tersebut. Sehingga, kasus dibatalkannya Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri tak terulang kembali.
"Tolong Presiden juga memberikan kepastian, jangan ada goncangan di tengah jalan, seperti fit and proper Budi Gunawan tiba-tiba ada perubahan di tengah jalan. Sikap netralnya di TNI itu harus nampak," kata dia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.
Baca SelengkapnyaTonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tahun 2016 lalu, Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaMomen Prabowo saat dicopot dari jabatannya di tubuh militer kembali jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca Selengkapnya