Ganjar: Sosialisasi PLTU Batang ibarat anak hamil di luar nikah

Merdeka.com - Setelah dilantik menjadi Gubernur Jateng, berbagai persoalan harus dihadapi oleh Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko sebagai Wakil Gubernur Jateng. Akibatnya, beberapa proyek yang sudah berjalan pada masa gubernur sebelumnya harus dia selesaikan. Misalnya proyek PLTU Batang.

Ganjar menyatakan, soal mega proyek PLTU Batang senilai Rp 40 triliun ini, dia merasa berada di tengah-tengah persoalan pelik dan berbagai kepentingan. Bahkan Ganjar mengibaratkan dirinya sebagai seorang ayah menghadapi persoalan anaknya sedang hamil di luar nikah.

Sebelum proyek ini berjalan, dia sempat menyarankan kepada berbagai pihak yang terlibat untuk melakukan pendekatan dengan cara halus. Namun sarannya itu ditolak mentah-mentah.

"Sejak dari awal program ini sosialisasinya buruk. Sejak dari awal. Saya minta orang yang punya kepentingan ini harus menggunakan sosialisasi lebih soft (lembut), lebih kultural mereka menafikan," terangnya, Rabu (4/9).

Maka, setelah menjadi Gubernur Jateng, masalah pun muncul dan dia harus berupaya keras menjembatani berbagai kepentingan itu. "Begitu kejadian seperti ini saya orang yang diberikan mandat rakyat harus carikan solusi. Posisi saya sudah berada di tengah-tengah. Ini khan ibarat saudara kita, anak kita hamil di luar nikah," terangnya.

Maka dari itu, dia berkali-kali mengimbau kepada seluruh elemen yang terlibat mengedepankan musyawarah. Tentunya melibatkan berbagai ahli serta pakar di bidangnya.

"Kita harus rembugan. Rembugan si orang tuanya, rembugan is oroknya, rembugan paramedis, apakah mau digugurkan si oroknya? Bila sudah bertemu rembugan dengan tenaga ahlinya, bertemu rembugan yang bersangkutan, secara teknis kita bicarakan teknis kawin atau teknis menggugurkan," ujarnya.

Ganjar menjanjikan, pada Kamis(12/9) besok dia akan bertemu dengan 18 pakar dan para ahli untuk meninjau ulang, Amdal terkait proyek PLTU Batang. Termasuk, memikirkan dan membahasa kepentingan lingkungan, ekonomi serta kebudayaan yang saat ini dikhawatirkan oleh ratusan warga Batang.