Gang Dolly masih kokoh, tak goyah ancaman 'singa betina'
Merdeka.com - Tanggal 19 Juni atau 10 hari sebelum bulan puasa tahun ini (2014), Pemkot Surabaya, Jawa Timur akan menutup Gang Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang disokong Pemprov Jawa Timur, ulama dan elemen masyarakat Madura siap membombardir geliat prostitusi di lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu.
Namun, ancaman penutupan yang mengaum di penjuru kota, bahkan mungkin sudah terdengar di seantero negeri itu, seolah tak mengganggu aktivitas setiap malam di Gang Dolly dan Jarak. Meski, sudah dua kali Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menggelar pertemuan terkait masalah penutupan lokalisasi yang didirikan Nonik Belanda, Tante Dolly semasa zaman kolonial itu. Geliat prostitusi tetap berjalan seperti biasa.
Pertemuan pertama Whisnu dengan mucikari dan warga lokalisasi terjadi pada hari Jumat malam (16/5) di Balai RW XI yang berada di Jalan Putat Jaya Barat. Kemudian, pertemuan kali kedua, dilakukan di balai RW VI di Jalan Dukuh Kupang, yang berada di belakang Gang Dolly. Pada Rabu malam hingga Kamis dini hari (22/5).
Saat memasuki wilayah Jalan Jarak dari arah Jalan Giri Laya, membentang spanduk penolakan. Bahkan hampir seluruh wilayah di Kelurahan Putat Jaya, puluhan spanduk berwarna merah membentang di atas jalan, di Gang Dolly, Jarak, Gang Lebar dan beberapa gang-gang yang ada di sana.
Tulisan spanduk yang membentang itu beraneka ragam. Ada yang bertuliskan: Tolak Penutupan Lokalisasi Harga Mati, Tolak Diskriminasi Pemkot Surabaya, KPK Harus Usut Korupsi Pemkot Surabaya dan bermacam-macam tulisan lain.
Saat menelusuri Jalan Jarak, yang terdapat beberapa lorong di samping kanan dan kiri jalan, beberapa wisma yang di bagian depan-nya terpasang kaca tembus pandang mirip akuarium raksasa, masih kokoh.
Di akuarium cinta itu, perempuan-perempuan berpakaian minim duduk berjajar di atas sofa. Sebagian perempuan juga asyik mengisap rokoknya, ada juga yang keluar sarang membeli makan di warung depan wisma. Makelar-makelar cinta juga aktif menawarkan gacoannya untuk dijamah. Tentu dengan tarif sesuai bandrol.
Memasuki Gang Dolly, aroma prostitusi makin pekat. Tidak seperti di Jalan Jarak, yang menjadi jalan utama area prostitusi terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Di Jalan Jarak lebih banyak wisma yang sudah steril alias ditutup, meski tetap ramai. Warung-warung makan, area parkir, toko, maupun mini market tetap buka, tak peduli jelang dini hari. Maklum daerah ini merupakan kawasan ramai pengunjung.
Dari data yang dihimpun, total wisma di Gang Dolly dan Jarak, sekitar 311 wisma plus pitrat. Rinciannya, di Gang Dolly 52 wisma dan 238 wisma di Jarak. Jumlah itu sudah berkurang. Di Jarak sudah sekitar 19 wisma yang tutup, sedang di Dolly ada dua wisma.
Sementara di Gang Dolly, karena tidak banyak yang ditutup, dengus napas prostitusi masih sangat terasa. Apalagi lebar gang yang sempit, hanya sekitar 3 meteran, sehingga aroma 'ketiak' penjaja cinta begitu menyengat, menggoda siapa saja yang lewat. "Mampir mas, ada cewek bagus-bagus," tawar para makelar cinta sambil menepuk pundak pengguna jalan yang terjebak macet.
Wisma yang berdiri di sisi kanan-kiri gang, cukup rapat berjajar. Suara dentuman musik bergenre dangdut dan gemerlap lampu warna-warni menghiasi suasana. Pun begitu, perempuan-perempuan dengan paha mulus dan bagian atas terlihat jelas garis belahan dada yang aduhai, cukup membuat para lelaki menelan ludah.
"Woi mas, ini ada cewek seleramu," teriak seseorang, entah mucikarinya atau makelar tepat berada di belakang merdeka.com. Tepatnya, di depan Wisma Barbara.
Saat mengintip dari kaca sepion motor, ternyata seorang pemuda yang juga mengendarai motor yang ditawari. Memanfaatkan kemacetan jalan, sedikit tengak-tengok kanan kiri, bolehlah.
Dari situ, merdeka.com melihat keakraban pemuda yang ditawari cewek sesuai seleranya, seperti sudah sangat akrab, atau bisa jadi dia adalah pelanggan setia. Dia-pun memarkir motornya dan masuk ke Wisma Dollywood, yang bersebelahan dengan Wisma Barbara. Selanjutnya, bisa ditebak sendiri, apa yang dilakukan si pemuda itu.
Hingga di ujung Gang Dolly, di pertigaan Jalan Dukuh Kupang, aroma prostitusi berangsur-angsur sepi, tak lagi bising dengan suara makelar yang menawarkan cinta satu malam, dan suara raungan musik, hanya suara kendaraan yang lalu lalang melintas.
Maklum, rumah-rumah di sepanjang Jalan Dukuh Kupang adalah pemukiman penduduk, di sana juga terdapat Puskesmas. Dan di sebelah Puskesmas itulah Whisnu menggelar pertemuan dengan mucikari dan warga.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen bersama dengan keluarga menjadi saat saling mengakrabkan diri. Selain dengan obrolan ringan, seringkali kita perlu mengadakan acara yang bersifat humor.
Baca SelengkapnyaSelain mencairkan suasana, pantun buat teman lucu dan seru ini juga bisa membuat hubungan semakin dekat.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang 40 pantun lucu singkat yang bikin ngakak dan cocok untuk gombal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut potret momen manis seorang anak gadis dengan pengasuhnya yang bikin haru.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaRemaja 17 tahun berinisal JND, menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser Utara
Baca SelengkapnyaAksi wanita ini menuai simpati dari warganet, sederhana namun membekas.
Baca SelengkapnyaYeni Inka kerap membagkan foto-foto kebersamaan dengan keluarga tercinta. Dia sedang menikmati perannya sebagai istri dan juga ibu.
Baca SelengkapnyaSimak kisah cinta putri kolonel TNI dengan perwira berpangkat Lettu. Ternyata berawal dari dikenalkan sang ayah.
Baca Selengkapnya