Freddy Numberi dilaporkan istri karena KDRT

Merdeka.com - Mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi dilaporkan atas tuduhan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh istrinya sendiri, Anne Numberi. Anne melaporkan Freddy ke Polda Metro Jaya.

Anne mendatangi Polda Bersama dua pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea dan Elza Syarief. Menurut Anne, suaminya tersebut sering melakukan pemukulan kepada dirinya.

"Jadi sebenarnya saya dipukul 19 Mei 2010 lalu, tadinya saya tidak ingin melaporkan demi nama baik suami yang masih menjadi seorang menteri," ujart Anne kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (28/5).

Menurut Anne, kejadian bermula saat suaminya mendapat undangan acara pembukaan rute maskapai Garuda Indonesia ke Eropa. Acara tersebut digelar di Belanda 2010 lalu.

Freddy meminta istrinya tidak perlu ikut dengan alasan tidak ada uang. Tetapi Anne memaksa karena undangan tersebut ditujukan untuk menteri, istri dan keluarganya.

"Paspor saya juga disembunyikan di balik buku. Lalu ketahuan oleh saya dan kemudian berantem. Saya ditempeleng tiga kali, setelah itu saya ditonjok. Saya lalu teriak dan akhirnya protokol, sopir dan anak melerai," ujar Anne.

Meski sempat bertengkar hebat, Anne akhirnya tetap ikut berangkat ke Belanda bersama suaminya. Anne ikut sebagai istri sah politisi Demokrat itu.

Medio 2010, isu poligami Freddy dengan seorang wartawan TVRI, RD terkuak. Namun Freddy, Anne dan RD lalu mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan kasus tersebut.

"Mereka berjanji tidak akan berhubungan lagi, RD juga janji tidak akan menghubungi bapak lagi. Terus saya bilang. 'tahu diri kalau mau cari yang muda jangan yang punya istri'," papar Anne.

Namun janji ini rupanya sebatas bibir saja. Desember 2011, Anne menemukan bukti tagihan telepon untuk sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan. Padahal selama ini keluarga Freddy tinggal di Kelapa Gading Jakarta Utara. Tagihan tersebut ditemukan di bawah bantal tidur Freddy.

"Di hari yang sama, RD neleponin bapak terus. Terus saya SMS supaya tidak mengganggu bapak," terang Anne.

Karena saat itu malam Natal, Anne tidak sampai hati mengutarakan temuannya kepada purnawirawan TNI AL itu. Anne baru mengkonfirmasi temuannya pada 2 Januari 2012.

"Saya tidak keberatan bayar tagihan di Tebet, tapi bayar juga tagihan anak-anak," kata Anne kepada Freddy.

Mendengar istri berkata demikian, mantan gubernur Papua ini langsung naik pitam. "Dia marah, lalu memukul saya sambil teriak, saya ceraikan kamu. Kamu tidak ada gunanya, cuma bikin saya repot," ujar Anne menirukan bentakan sang suami.

Tidak sampai di situ, pada tanggal 29 Februari 2012 atau setelah Freddy tak lagi menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Anne yang telah dinikahi selama 38 tahun itu, diceraikan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Bahkan dari buah perkawinannya telah lahir dua orang anak.

"Saat ini kita masih tinggal serumah, tapi dia (Freddy) jarang di rumah. Setiap Kamis sampai Minggu dia ketemu di Singapura sama perempuan itu. Saya sudah tidak dinafkahi lahir batin, saya laporkan dengan Pasal 45 UU No 23 tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT," imbuh Anne.