Film 'Senyap: The Look of Silence' dilarang diputar di Malang
Merdeka.com - Film 'Senyap: The Look of Silence' rencananya akan diputar dan didiskusikan di tujuh lokasi di Malang Raya dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) 10 Desember. Film garapan Joshua Oppenheimer yang sebelumnya sukses dengan Killing of Act itu akan diputar secara bergiliran di tempat yang berbeda.
Pemutaran di Malang yang rencananya dimulai malam ini mendapat peringatan untuk tidak dilanjutkan dari pihak berwajib. Beberapa petugas telah melakukan peninjauan di lokasi, salah satunya di Warung Kelir dan menanyakan soal perizinan.
Film 'Senyap: The Look of Silence' menceritakan tentang para pelaku pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya mengenai aktivitas penghilangan orang yang dianggap berbeda aliran politik. Seperti film Killing of Act film ini bersetting tentang peristiwa pembantai bersetting peristiwa G/30/PKI tahun 1965.
Letkol Gunawan Wijaya, Komandan Kodim 0833 Malang saat dikonfirmasi mengaku akan melihat perkembangan di lapangan. Saat pemutaran akan kita lihat isinya, kalau memang provokatif akan diambil tindakan.
"Nanti akan kita pantau kalau nanti provokatif mengajak orang ya akan kita larang. Apalagi katanya diputar di seluruh Indonesia. Kalau akan menimbulkan instabilitas kita akan larang. Ini sesuatu yang perlu kita waspadai," katanya di kantornya, Kodim 0833, Rabu (10/12)
Gunawan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah benci dengan anak-anak atau para keturunan gerakan terlarang apapun. Namun yang dilarang adalah ideologinya.
"Ada tahapan-tahapan yang kita lakukan, persuasif, kalau diimbau dengan cara baik-baik tidak bisa ya nanti kita lihat saja," katanya.
Film dokumenter ini mengungkap fakta-fakta yang digali dari keluarga korban dan termasuk juga pengakuan pelaku. Film ini menjadi film rekonsiliasi kultural yang melibatkan banyak sisi, seperti kalangan sastra dan seni.
Rencanaya dalam acara nonton bersama itu akan menghadirkan pembicara Harris El-Mahdi (Sosiolog UB), Hasan Abadi (Intelektual Muda NU) dan keluarga korban peristiwa HAM 1965.
Sementara itu dua pemutaran di dua tempat, yakni di Universitas Brawijaya dan Warung Unyil batal. Tidak diperoleh keterangan pasti tentang pembatalan tersebut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Film layar lebar apa saja yang sukses besar dari segi penjualan tiketnya?
Baca SelengkapnyaDulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Baca SelengkapnyaDengan durasi sekitar 60 menit, "Loetoeng Kasaroeng" diadaptasi dari cerita rakyat Sunda yang populer.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hari Film Sedunia bertujuan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan kreativitas yang dihasilkan oleh industri film.
Baca SelengkapnyaMereka mengapresiasi kepada sang sutradara Joko Anwar yang telah memberikan ketegangan bagi penonton.
Baca SelengkapnyaFaktanya popularitas saja tidak cukup menjadi modal lolos ke Senayan
Baca SelengkapnyaTalkshow launching Pesan Bermakna Jilid III akan berlangsung pada 16 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPotret kebersamaan Angga Yunanda dengan keluarga dan kesederhanaannya saat mudik ke Lombok mencuri perhatian netizen.
Baca SelengkapnyaRumah itu dikabarkan milik salah satu pemeran dalam film 'Lupus'. Lokasinya berada di Bandung.
Baca Selengkapnya