Fasilitas tak ada, upacara dan lomba 17-an digelar Sungai Deli Medan
Merdeka.com - Ketiadaan lahan dan fasilitas tidak menghalangi warga yang tinggal di pinggiran Sungai Deli untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka memanfaatkan sungai untuk menggelar upacara bendera dan berbagai perlombaan, Senin (17/8).
"Kami menggelar kegiatan di sungai karena kami tidak punya fasilitas yang cukup. Kami cuma punya Sungai Deli," kata Budi Baham Ketua Laskar Bocah Sungai Deli (Labusude) yang menggagas acara.
Puluhan warga yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak, pemuda, dan anak-anak, rela merendam badannya di air sungai yang membelah Kota Medan itu. Mereka berbaris mengikuti rangkaian upacara bendera hingga selesai.
Begitu upacara selesai, para peserta bersuka cita dan bermain air. Mereka kemudian beramai-ramai berenang ke lokasi permukiman yang ada di seberang. Sementara perahu motor disiagakan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Usai upacara, sejumlah perlombaan pun diadakan. Panjat pinang dan adu pukul dengan bantal digelar di tengah sungai. "Kita ingin menunjukkan kepada orang lain, bahwa kita warga yang berkekurangan dan tinggal di pinggiran sungai, juga warga negara. Meskipun kami masyarakat kecil, kami juga mencintai Indonesia," sambung Budi.
Sementara anak-anak mengikuti berbagai lomba, seperti lomba lari, lari goni, dan membawa guli (gundu) di jalan raya. Mereka menutup separuh Jalan R Suprapto. Semua ceria di Hari Kemerdekaan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Minimnya fasilitas membuat pemudik terpaksa beristirahat di atas kendaraan, bahkan ada yang sampai duduk di atas tanah.
Baca SelengkapnyaYana Suryana, menderita luka serius di perut akibat sabetan senjata tajam pencuri sepeda motor di Jalan Roda Hias, Serpong, Tangerang Selatan.
Baca Selengkapnya"Mereka menurut banget semua yang di Ciwandan. Sehingga mereka juga mendapatkan layanan hanya 15 menit langsung masuk sekarang," kata Budi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para pemotor tersebut tidak layak mendapat santunan karena tidak taat aturan berkendara.
Baca SelengkapnyaKesabaran BH (69) habis karena putranya RN (26) kerap menggadaikan sepeda motor diam-diam. Dia melapor ke polisi dan anak kandungnya itu pun ditangkap.
Baca SelengkapnyaSetiap masyarakat ingin membawa motor saat mudik melalui transportasi kereta api bisa mendaftar di semua stasiun tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 36 unit sepeda motor yang tidak sesuai standar
Baca SelengkapnyaHeru menyebut, selama dua bulan juga Agustang tidak akan memperoleh tunjangan kinerja daerah (TKD) sebagai pegawai Dishub DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya