Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Enam Kelompok Nelayan Hilang Kontak saat Melaut di Perairan Natuna

Enam Kelompok Nelayan Hilang Kontak saat Melaut di Perairan Natuna Tim SAR mencari nelayan yang hilang. ©Basarnas Kupang

Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, enam kelompok nelayan hilang kontak saat melaut di wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (2/12).

"Sebelum dinyatakan hilang, cuaca ekstrem melanda wilayah Natuna dan memicu terjadinya gelombang air laut setinggi 6-7 meter," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat (3/12).

Saat ini, tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Natuna, Damkar PB Kabupaten Natuna, unsur TNI-Polri, dan Basarnas sedang melakukan pencarian. Unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), Musyawarah Pimpinan Daerah (muspida) dan masyarakat setempat juga turut membantu tim gabungan.

Abdul menjelaskan, banjir rob melanda tiga kecamatan di Kabupaten Natuna, yakni Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Teratan, dan Kecamatan Pulau Laut. Sebanyak 92 rumah terendam banjir, 2 di antaranya rusak berat.

Sementara itu, 9 tempat usaha terendam dan 6 akses jalan terputus. Banjir rob diduga akibat buruknya drainase dan penyempitan Sungai Batu Hitam, Sungai Ranai, Sungai Jemengan, dan Sungai Padangkara. Tinggi muka air saat banjir mencapai 90 sentimeter.

BPBD Kabupaten Natuna telah mendirikan tempat pengungsian untuk mengantisipasi kemungkinan banjir kembali terjadi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca untuk wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Hingga Sabtu (4/12), Natuna dan Kepulauan Anambas berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Hasil kajian InaRISK, Kabupaten Natuna berpotensi terjadi cuaca ekstrem di 12 Kecamatan dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi termasuk Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Teratan, dan Kecamatan Pulau Laut.

BNPB mengimbau kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pada potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. Salah satunya dengan memperbaiki sistem drainase dan pemanfaatan ruang terbuka dengan vegetasi pantai untuk daerah buffer dan menegakkan aturan tentang sempadan pantai.

"Selain itu, diingatkan kepada para nelayan untuk tidak lebih dulu melakukan aktivitas menangkap ikan saat terjadi cuaca ekstrem yang membahayakan," tutup Abdul.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
187 Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi saat Libur Nataru di Sulsel, 16 Orang Meninggal

187 Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi saat Libur Nataru di Sulsel, 16 Orang Meninggal

Kecelakaan lalu lintas selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sulawesi Selatan terdata sebanyak 187 kasus yang mengakibatkan 16 orang meninggal.

Baca Selengkapnya
Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang

Kapal Nelayan Rute Jakarta-Lombok Angkut 37 Orang Tenggelam di Selayar, 2 Meninggal dan 24 Hilang

Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Gelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada

Gelombang di Perairan Bali Capai 2 Meter Dampak Cuaca Ekstrem, Masyarakat Hingga Nelayan Diminta Waspada

Oleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Nelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat

Nelayan Indramayu Curhat Dipalak Bajak Laut, Ganjar: Kita Sikat

Ganjar mengapresiasi keberanian nelaysn menungkap praktik pungli.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia

Baca Selengkapnya
Bak Surga Dunia, begini Penampakan Bawah Laut Pulau Banda Naira yang Disebut Jadi Impian Banyak Orang

Bak Surga Dunia, begini Penampakan Bawah Laut Pulau Banda Naira yang Disebut Jadi Impian Banyak Orang

Keindahan pulau ini membuat setiap orang seolah bercita-cita ingin menginjakkan kaki hingga menyelam atau diving di dalam lautannya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Lautan Sampah Penuhi Pantai Terkotor se-Indonesia di Pandeglang

FOTO: Penampakan Lautan Sampah Penuhi Pantai Terkotor se-Indonesia di Pandeglang

Pantai Teluk, Pandeglang, Banten, disebut-sebut sebagai salah satu pantai paling kotor di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya