Eks Peserta Akui Ada Kekerasan Saat Pra-Diksar Menwa
Merdeka.com - Tiga panitia ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pengeroyokan terhadap peserta pra-Diksar Menwa Muhammad Akbar (19) hingga tewas. Mantan peserta mengakui ada kekerasan fisik selama kegiatan berlangsung.
Hal itu berdasarkan temuan pihak Universitas Taman Siswa (Tamsis) Palembang dari keterangan tiga mahasiswanya yang diutus mengikuti pra-Diksar Menwa. Kampus ini mengirim empat mahasiswa, termasuk korban, dalam kegiatan yang dimotori Menwa Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Rektor Universitas Tamsis Palembang Joko Siswanto mengatakan, pihaknya memanggil ketiga mahasiswanya yang ikut untuk menjelaskan kronologis kejadian dan kegiatan apa saja yang diikuti. Hal ini karena pra-diksar tersebut merupakan bagian dari kampus atau memiliki izin dari rektorat.
"Dari keterangan mereka benar ada bentuk kekerasan yang dialami korban Muhammad Akbar," ungkap Joko, Senin (4/11).
Menurut dia, wajar ketika kepolisian menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini. Pihaknya mendukung langkah penyidik agar semuanya terungkap dan menangkap siapapun yang terlibat.
"Kami juga miliki LBH (Lembaga Bantuan Hukum), mereka kawal terus kasus ini karena korban adalah anak didik kami," ujarnya.
Joko mengaku terusik dengan pemberitaan beberapa media yang menyebut ketiga tersangka berasal dari kampusnya. Dia menegaskan, justru mahasiswanya menjadi korban pengeroyokan panitia dari kampus lain.
"Mahasiswa kami korban, bukan tersangka. Tiga tersangka itu dari kampus lain, mahasiswa kami hanya peserta pra-Diksar Menwa, bukan panitia," tegasnya.
Dia menambahkan, kejadian ini mesti menjadi pelajaran bagi Komando Resimen Mahawijaya, organisasi Menwa tingkat provinsi. Diperlukan evaluasi mendasar sehingga tidak terjadi lagi kekerasan fisik yang menyebabkan korban tewas.
"Kami tidak alergi dengan Menwa, tapi organisasi di atasnya harus evaluasi, kenapa bisa terjadi demikian, kenapa ada kekerasan saat pra-Diksar," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaBerkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses
Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya
Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dieksekusi, 78 Pegawai KPK Serentak Minta Maaf Terlibat Pungli di Rutan
Permintaan maaf tersebut dibacakan langsung oleh para pegawai yang dijatuhi sanksi berat oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK.
Baca SelengkapnyaDahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar
Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.
Baca SelengkapnyaFakta-Fakta Tragedi Pelajar Nias Selatan Dianiaya Kepsek Hingga Saraf di Kening Tak Berfungsi & Tewas
YN sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit usai merasakan nyeri hebat di kepala setelah penganiayaan itu dan akhirnya tewas.
Baca SelengkapnyaDitegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaKaesang ke Warga Sumut: Mas Gibran Sangat Rela Kalau Mukanya Dicoblos di Kertas Suara
Dalam kampanye akbar PSI, Kaesang mengajarkan cara mencoblos Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnya