Eks Mendikbud Khawatir Kendala Sekolah Online Perparah Kemiskinan Pendidikan
Merdeka.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2009-2014 Prof Mohammad Nuh khawatir kemiskinan pendidikan di dalam negeri semakin parah. Sebab, hampir satu tahun, pembelajaran anak sekolah diterapkan secara jarak jauh yakni menggunakan sistem dalam jaringan (daring) di tengah Pandemi Covid-19.
Sejumlah kendala yang ditemui dalam sekolah online dikhawatirkan adanya learning loss atau penurunan kemampuan belajar siswa.
"Ini kekhawatiran paling mendasar saya dampak dari 'learning loss'," kata dia saat memberikan pelatihan kepada wartawan secara virtual yang dipantau di Jakarta, Jumat (5/2) seperti diberitakan Antara.
Sebab, kata dia, selama beberapa bulan pembelajaran jarak jauh diterapkan belum semua sekolah atau anak didik bisa mengakses ke sumber utama pembelajaran yakni dalam jaringan (daring).
Hal tersebut bisa saja diakibatkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana, biaya untuk membeli kuota internet, ketersediaan gawai, akses internet yang terbatas serta faktor lainnya.
Bagi masyarakat kelompok menengah ke atas dan tinggal di daerah perkotaan, katanya, mungkin keadaan pembelajaran di masa pandemi atau pembelajaran jarak jauh tidak terlalu menjadi masalah yang signifikan.
"Mereka yang punya alat, sarana dan prasarana mungkin aman-aman saja. Tapi bagaimana yang tidak? Akibatnya terjadi disparitas yang semakin melebar," kata Rektor ITS Surabaya periode 2003-2007 itu.
Oleh sebab itu, Mohammad Nuh yang juga sebagai Ketua Dewan Pers tersebut mendorong pemerintah, terutama pemangku kebijakan segera mengatasi masalah pendidikan agar tidak terjadi disparitas.
Sebab, penurunan pembelajaran siswa di masa pandemi tidak hanya berdampak pada masa sekarang tetapi juga menyangkut masa depannya.
"Anak-anak ini akan mengalami proses kemiskinan dalam pembelajaran," katanya.
Ia menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemangku kepentingan hendaknya diterjemahkan dengan implementasi di lapangan.
"Tidak cukup hanya membuat sebuah kebijakan tapi tidak diturunkan," kata dia.
Terakhir, pengayaan pengetahuan anak didik di masa pandemi bisa dilakukan melalui modul-modul pembelajaran. Tetapi jika itu menyangkut skil atau keterampilan maka tidak cukup belajar dari rumah butuh pertemuan tatap muka secara langsung, demikian Muhammad Nuh.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak Banjir, 29 Sekolah di Demak Berlakukan Belajar Online
Sejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca Selengkapnya11 Hal Dasar yang Perlu Diajarkan pada Anak Sejak Dini, Bantu Lebih Mandiri sejak Muda
Keterampilan hidup merupakan pembelajaran berharga yang akan berguna sepanjang masa bagi anak-anak.
Baca SelengkapnyaKecerdasan Buatan Kini Dimanfaatkan untuk Belajar Mengaji, Begini Kisah di Balik Pembuatannya
Dengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejati DKI Tunjuk 6 Jaksa Pelajari Berkas Pemerasan Firli Bahuri Setebal 0,85 Meter
Apabila berkas perkara tersebut dinyatakan lengkap alias P21 maka akan dilanjutkan dengan penyerahan barang bukti lengkap dengan tersangkanya.
Baca SelengkapnyaBagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaTak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaKemdikbudristek Bantah Kabar Seragam Sekolah Berubah Setelah Lebaran
Kemendikbudristek meluruskan kabar yang beredar mengenai perubahan seragam sekolah yang berlaku setelah Lebaran.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaSiswa Berprestasi dari Keluarga Miskin Bisa Sekolah Gratis di SMA Unggulan Kediri, Ini Syarat dan Ketentuannya
Tahun ini, Pemkab Kediri membuka peluang untuk 130 pelajar dari keluarga kurang mampu.
Baca Selengkapnya