Dispar Bali Sebut Penjualan Hotel di Bali Terjadi Sebelum Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menanggapi soal puluhan hotel di Bali yang akan dijual karena imbas pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, untuk data rinci berapa hotel di Bali yang akan dijual pihaknya belum mengetahui dan soal hotel dijual di Bali sudah terjadi sebelum Pandemi Covid-19.
"Kita belum ada data yang rinci soal hotel-hotel yang dijual. Soal, hotel dijual sudah terjadi dari sebelum pandemi, karena ada banyak hotel dibangun dengan dana loan (pinjaman lunak)," kata Astawa saat dihubungi, Jumat (5/2).
Menurutnya, jika tak bisa membayar bunga dan pokok pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual properti atau hotel tersebut.
"Jika, income tidak bisa membayar bunga dan pokok dari pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual property tersebut. Jika, tidak ada solusi lainnya," ujarnya.
"Bagi hotel-hotel yang dibangun dari uang dingin tentu aman-aman saja dan itu juga jumlahnya banyak sekali, plus hotel BUMN tentu masih aman," imbunya.
Ia juga menyebutkan, bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, telah mengupayakan pinjam lunak bagi para pengusaha termasuk pengusaha hotel.
"Menpar sedang mengupayakan soft loan bagi pengusaha. Semoga, bisa terealisasi. Sehingga, bisa membantu para pengusaha termasuk pengusaha hotel, dan kita doakan agar pandemi segera berlalu. Sehingga, turis ramai lagi ke Bali (dan) ekonomi pulih lebih cepat," ujar Astawa.
Seperti yang diberitakan, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, Rai Suryawijaya menyebutkan imbas dari pandemi Covid-19 sudah ada sekitar 60 hotel yang akan dijual di Pulau Bali.
"Iya ada 60 hotel yang (akan) dijual. Itu sebelum Pandemi Covid-19 ini 27 hotel yang mau dijual paska pandemi Covid-19 bahkan meningkat 60, itu mau dijual. Bintang berapa saja ada, di seluruh Bali ada hotel yang mau dijual sekarang," kata Suryawijaya, saat dihubungi Kamis (4/2).
Ia menerangkan, dijualnya hotel-hotel tersebut karena tingkat hunian sangat rendah selama ini, dari 5 hingga 7 persen. Selain itu, para pelaku usaha hotel harus membayar kewajiban utang di bank.
"Karena tingkat hunian sangat rendah, iya 5 persen, 7 persen, yang terisi lima kamar jadi tidak bisa menutupi. Yang kedua tentu tidak bisa membayar kewajiban untuk di bank. Karena, ada hutang di bank pengembalian pinjaman. Walaupun dikasih relaksasi, tetap kewajibannya (dibayar)," imbuhnya.
Ia juga mengatakan, bila pandemi Covid-19 belum usai tentu efeknya kedepan akan ada lagi hotel yang dijual.
"Akan bertambah, bisa jadi. Dan, kemungkinan besar kalau (pandemi Covid-19) masih ini lama, banyak yang vailid," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, agar tidak banyak hotel di Bali dijual pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha hotel.
"Iya harus segera diberikan pinjaman lunak. Iya mengusulkan untuk diberikan pinjaman lunak bukan tawaran, mengusulkan," katanya.
Ia juga menyampaikan, untuk kerugian di sektor pariwisata di Bali sejak adanya pandemi Covid-19 mencapai sekitar Rp10 triliun per-bulan. Sementara, para pelaku usaha hotel sudah sangat berat untuk bertahan.
"Hitungan dari devisa saja Rp10 triliun perbulan untuk Bali saja. Jujur selama ini (pelaku usaha hotel) tidak kuat lagi. Karena, maintenance dan operasional club incomenya minim," ujar Suryawijaya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pariwisata Bali Pulih, Pegadaian Siap Dukung Kebangkitan UMKM di 2024
Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKisah Pemuda Asal Bali Jual Tanaman Liar Senilai Rp10 Juta, Cuan Besar Bikin Ketagihan
Sejak mengerti peluang bisnisnya, pemuda ini membudidayakan tanaman simbar.
Baca SelengkapnyaTuris Asing Masuk Bali Bakal Dipungut Rp150.000 Mulai 14 Februari, Ternyata Dananya untuk Ini
Pungutan sebesar Rp150.000 bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali akan digunakan utamanya untuk menangani permasalahan sampah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hotel di Bali Nyaris Penuh Saat Libur Natal, Okupansi Tahun Baru Diprediksi Tembus 100%
Diprediksi, persentase ini akan terus meningkat jelang tahun baru 2024 nanti.
Baca SelengkapnyaBisnis Sewa Mobil Listrik Makin Marak, Incar Destinasi Wisata Populer Bali
Salah satu penyedia jasa sewa mobil listrik di Pulau Dewata adalah Baliqu Car Rental, pelopor sewa mobil listrik pertama di Bali.
Baca SelengkapnyaParah! Sopir Taksi di Bali Terekam Peras 2 Bule USD50, Tak Diberi Ancam Pakai Pisau
Dua turis itu berulang kali meminta untuk turun, tetapi mobilnya terus melaju sambil memalak dua bule.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan di Balik Aturan Turis Asing Wajib Bayar Rp150.000 untuk Masuk Bali Berlaku Mulai Besok
Dengan pungutan wisman itu, Pemprov Bali memiliki ruang fiskal termasuk untuk membenahi daya tarik wisata, infrastruktur, jalan hingga promosi pariwisata.
Baca SelengkapnyaTernyata Butuh Waktu 15 Tahun Bikin 5 Destinasi Wisata Setara Bali
Dengan adanya 5 destinasi wisata tersebut, baik wisatawan domestik maupun mancanegara tidak lagi terfokus ke Bali sebagai tempat berlibur.
Baca SelengkapnyaPengusaha Teriak, Pajak 40% Ancam Geliat Bisnis Spa di Bali
Pengusaha menilai kenaikan itu tergesa-gesa. Padahal Bali saja bangkit usai pandemi.
Baca Selengkapnya