Dirut Pertamina: Tidak Mungkin Menutup atau Memindahkan Depo Plumpang
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, Depo Plumpang, Jakarta Utara, tidak memungkinkan untuk direlokasi untuk saat ini. Hal itu disampaikan, terkait persoalan relokasi permukiman warga atau depo, pasca kebakaran beberapa waktu lalu.
"Kita tidak mungkin menutup atau memindahkan," katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (16/3).
Ketidakmungkinan pemindahan Depo Plumpang, karena Depo tersebut menyuplai kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di belasan kota. Selain itu, kebutuhan LPG di lebih dari 20 kabupaten bergantung pada depo tersebut.
"Karena Plumpang ini merupakan kalau dilihat dari coverage-nya itu 15 persen dari stok nasional, yang menyuplai tadi 19 kota kabupaten untuk BBM dan 22 kota Kabupaten untuk LPG. Jadi tidak bisa ditutup begitu saja. Kalau tutup Ini masalahnya menjadi luar biasa," tegasnya.
Nicke mengatakan pihaknya juga telah memikirkan untuk membangun terminal tambahan serupa depo. Terminal itu berada di Kecamatan Kalibaru.
"Pertamina seperti yang pernah beberapa kali juga kita bahas di ruangan ini mengenai transisi energi, maka Pertamina sejak 3 tahun lalu itu sudah merencanakan untuk membangun terminal tambahan yang kita sebut multiple purpose terminal di Kalibaru," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan merelokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Keputusan ini menindaklanjuti instruksi Presiden RI, Joko Widodo usai insiden kebakaran hebat yang melanda Depo Plumpang pada Jumat (3/3) malam.
"Kami sudah merapatkan bahwa Kilang (TBBM Plumpang) akan kita pindah ke tanah Pelindo, ya," kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3).
Erick menyebut, waktu pembangunan Depo baru milik Pertamina di tanah Pelindo di lakukan pada akhir 2024. Proses pembangunan sendiri akan memakan waktu sekitar 2 sampai 2,5 tahun.
"Artinya masih ada waktu kurang lebih 3,5 tahun," ucapnya.
Erick mengatakan, relokasi Depo Plumpang ini untuk mencegah insiden serupa terjadi kembali di masa mendatang. Meski demikian, tidak disebutkan lokasi persis tanah milik Pelindo yang dimaksud.
Erick menekankan bahwa tindakan yang akan dilakukan terhadap TBBM Plumpang diharapkan akan menjadi percontohan bagi fasilitas vital nasional, termasuk TBBM lain, dan kilang-kilang Pertamina di tempat lain.
"Ini akan menjadi proyek percontohan pertama, sebelum kita terapkan di kilang-kilang lain, bahkan termasuk juga pabrik pupuk dan smelter," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang belum terdata diimbau agar segera mendaftar sebelum melakukan pembelian LPG tabung 3 kg.
Baca SelengkapnyaPihak Pertamina tetap harus menjaga keterpenuhan kebutuhan masyarakat akan BBM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlah resmi mewajibkan pembelian LPG 3kg pakai KTP.
Baca SelengkapnyaPertamina menjamin ketersediaan stok LPG di pangkalan-pangkalan resmi.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga juga berinovasi untuk memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaIndonesia butuh dana antara Rp69-75 triliun untuk membeli sejumlah komoditas energi.
Baca SelengkapnyaPertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah tersebut, dan melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading
Baca Selengkapnya