Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dinonaktifkan, BW mengaku makin sibuk kampanye antikorupsi

Dinonaktifkan, BW mengaku makin sibuk kampanye antikorupsi Bambang Widjojanto. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Bambang Widjojanto mengaku justru bertambah sibuk setelah dirinya dinonaktifkan dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena menyandang tersangka kasus dugaan mempengaruhi keterangan palsu di sidang Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010.

"Pokoknya kalau diundang. Kalau dulu khan jadwal undangannya padet banget. Sekarang kan sangat padat," ungkap Bambang Widjojanto di sela-sela kegiatan orasi budaya kampanye antikorupsi bersama komunitas kelompok seniman, mahasiswa dan aktivis antikorupsi di Halaman Kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) di Jalan Sriwijaya, Kota Semarang, Jawa Tengah Kamis (16/4) malam.

BW, demikian dia disapa, mengaku bersama rekannya Abraham Samad, Ketua KPK yang juga telah dinonaktifkan, selalu berkomunikasi untuk melakukan upaya kegiatan sosialisasi antikorupsi di beberapa kota di Indonesia.

"Sama Samad kemarin masih ketemu," ungkap BW sambil menyeruput secangkir kopinya di salah satu warung TBRS, pusat aktivitas seniman di Kota Semarang.

Tidak ada pembagian tugas atau wilayah khusus antara dirinya dan Abraham terkait soal sosialisasi dan upaya mengkampanyekan antikorupsi itu.

"Nggak juga aku kemarin ke timur juga. Saya ke Ujung Pandang, tadi saya ke Tebu Ireng juga," paparnya.

Saat ini, BW bersama Abraham sedang melakukan kampanye antikorupsi di beberapa kota di Indonesia bersama setidaknya lima kelompok pegiat aktivis antikorupsi. Kelompok pertama yang mengkampanyekan antikorupsi adalah kelompok kesenian.

"Sekarang ada lima kelompok yang lagi bergerak. Salah satunya di sini kelompok kesenian. Dan hari ini bukan hanya di sini lho. Di Ujung Pandang dan di Jakarta. Nanti akan ada di Bandung, di Surabaya. Seni lawan korupsi sekarang ada di mana-mana sekarang ini. Dimulai dari TIM (Taman Ismail Marzuki)," jelasnya.

BW menjelaskan kemudian kelompok kedua adalah kelompok aktivis antikorupsi perempuan. "Kemudian kelompok kedua adalah kelompok perempuan. Sekarang juga masih bergerak kelompok perempuan itu. Sampai di NTT, di Yogya, di Bandung namanya KPK. KPK tuh Kami Perempuan Antikorupsi. Kemudian ada Solidaritas Perempuan Antikorupsi atau SPAK. Kalau sudah ada ibu-bu bergerak, itu pasti ada sesuatu," ungkapnya.

Salah satu alasan munculnya gerakan perempuan secara masif ini, kata BW, dikarenakan setiap kali ada kasus yang menyangkut korupsi terhadap seorang suami, uang hasil korupsinya selalu diberikan pada Wanita Idaman Lain (WIL) alias selingkuhan sang suami. Begitu juga sebaliknya. Jika yang korupsi seorang istri maka uang hasil korupsi diberikan kepada Pria Idaman Lain (PIL).

"Sebab kalau uang hasil korupsi, dari bapak-bapak itu tidak diberikan pada ibu-ibu tapi diberikan kepada perempuan simpanan lain atau WIL. Begitupun kalau perempuan yang korupsi, diberikan pada Pria Idaman Lain (PIL)," tuturnya.

Kemudian kelompok ketiga, yaitu di kalangan pondok pesantren yang dilakukan kampanye anti korupsinya bersama BW adalah para sesepuh dan kalangan kyai atau ustadz.

"Yang ketiga, lintas kyai saya kemarin di Tebu Ireng sama pak kyai 20 kyai lebih di pesantren-pesantren. Jadi bergerak," ujarnya.

Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah melakukan kampanye antikorupsi bersama mahasiswa di kampus. "Terus mahasiswa juga tadi di UNIKA Soegijapranoto Semarang. Sebelumnya, saya di Ujung Pandang. Sebelumnya lagi di Yogya. Di Bandung, di UI. Cukup banyak ada kelompok-kelompok itu," ungkapnya.

Tak kalah menariknya, kampanye antikorupsi yang BW lakukan bersama beberapa komunitas-komunitas di masyarakat.

"Terus yang menarik, sekarang ada komunitas-komunitas masyarakat kayak kelompok kartunis, komunitas kata, orang-orang pembuat film, blogger-blogger, mereka juga punya keprihatinan yang sama," ujarnya.

Kelompok yang paling akhir, adalah kelompok profesional. Kelompok ini adalah kelompok yang pertama bergerak saat dirinya dinonaktifkan yaitu seperti rektor, guru besar, dekan dan alumni-alumni di kampus-kampus.

"Satu lagi ada kelompok dari kelompok-kelompok profesional. Itu yang bergerak pertama kali paska saya komisionernya adalah guru-guru besar, alumni perguruan tinggi. Bukan mahasiswanya malahan," tuturnya.

BW menambahkan, selama dirinya melakukan kampanye antikorupsi banyak bertemu dengan pendukung aktivis antikorupsi. BW berkeyakinan bahwa masyarakat sekarang tidak mudah dibodohi seperti dulu terkait proses permainan para koruptor untuk mengeruk uang negara.

"Saya ingin mengatakan masyarakat sekarang sudah cerdas. Mereka bisa memilah. Mana informasi yang bisa diyakini kebenarannya walaupun ada distorsi. Isu Indonesia Bersih itu bagi mereka menjadi sesuatu banget bagi mereka. Tanpa jaminan itu susah," pungkasnya.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
JK Ingatkan Jokowi Tak Kampanye Terselubung: Kalau Melanggar Permalukan Diri Sendiri

JK Ingatkan Jokowi Tak Kampanye Terselubung: Kalau Melanggar Permalukan Diri Sendiri

JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Prabowo Ingatkan Indonesia Harus Mandiri: Persaingan Antar Bangsa Kejam

Prabowo Ingatkan Indonesia Harus Mandiri: Persaingan Antar Bangsa Kejam

Hubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya
Relawan Prabowo: Presiden Jokowi Ikut Kampanye, Apa yang Perlu Dikhawatirkan?

Relawan Prabowo: Presiden Jokowi Ikut Kampanye, Apa yang Perlu Dikhawatirkan?

Meskipun, Jokowi menekankan, harus sesuai dengan aturan

Baca Selengkapnya
Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri

Baca Selengkapnya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat

Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.

Baca Selengkapnya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen

Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Kita Ingin Beri Tempat Perempuan, Tapi Suaminya Tak Izinkan Kampanye

Prabowo: Kita Ingin Beri Tempat Perempuan, Tapi Suaminya Tak Izinkan Kampanye

Rintangan yang masih kerap ia temui yaitu suami atau orang tua yang tidak mengizinkan perempuan itu untuk melangkah lebih jauh

Baca Selengkapnya