Din: Kisruh KPK-Polri, para koruptor bahagia dan menyanyi
Merdeka.com - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai konflik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri sebagai suatu hal yang fatal. Bahkan, Din menilai kisruh KPK vs Polri merupakan suatu kemunduran.
"Konflik antara KPK dan Polri itu sangat fatal. Itu kemunduran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia," ujar Din saat membuka Pra Kongres Umat Islam di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Sabtu (7/2).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia tersebut meminta agar kisruh antara dua institusi penegak hukum itu dihindari. "Sudah selayaknya konflik ini diselesaikan secepatnya," tegasnya.
Menurut Din, jika dibiarkan berkepanjangan konflik KPK dan Polri akan semakin menjadi-jadi. Hingga akhirnya akan menyita waktu yang sangat panjang bagi pemerintah.
"Ini sangat fatal, sesama penegak hukum kok malah saling membumihanguskan dan saling serang. Ini tidak boleh terjadi di negeri ini," ucapnya.
Menurut Din, muara konflik KPK dan Polri adalah saat pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mencalonkan yang bersangkutan sebagai Kapolri, lanjut Din, ia yakin perseteruan itu tidak akan mungkin terjadi.
"Presiden Jokowi harus segera melakukan tindakan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Hanya Jokowi yang bisa menyelesaikan masalah ini," katanya.
"Yang lain hanya bisa memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala negara. Keputusan utama ada di tangan Jokowi," tandasnya.
Din berharap presiden akan mengambil keputusan, apakah melantik Budi Gunawan atau tidak. Ia juga meminta agar pendukung KPK ataupun Polri bisa bersikap legowo dengan keputusan presiden.
"Kalau KPK dan Polri konflik seperti ini para koruptor yang bahagia, mereka nyanyi, di sana senang di sini senang," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaDidukung Koalisi Besar, Gerindra Optimistis Suara Prabowo di Sumsel Lampaui 68 Persen
Bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam koalisi pendukung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024 membawa angin segara kepada pengurus Partai Gerindra di daerah.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Buntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi
Butet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN Dukung Prabowo, Jokowi: Saya Presiden, Bukan Ketua Partai
Jokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaKPK Amankan 4 Koper Usai Geledah Rumah Dinas Bupati Sidoarjo Terkait Korupsi Dana Insentif
Dari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPolri Ingatkan Pemudik Lapor RT Jika Tinggalkan Rumah Kosong dan Kendaraan
Imbauan itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaPresiden Pakai Dasi Kuning, TKN Fanta: Jokowi Milik Semua Rakyat Indonesia, Bukan Cuma PDIP
"Pak Jokowi memakai dasi warna apa saja karena Pak Jokowi milik semua masyarakat Indonesia dan semua partai politik di Indonesia," kata Anggawira
Baca Selengkapnya