Dimakan karat, puluhan pusaka raja-raja Jawa dijamas
Merdeka.com - Puluhan pusaka kuno dari zaman Majapahit, Pajajaran, dan Mataram, koleksi Museum Radya Pustaka Solo dijamas (dicuci). Prosesi jamasan 50 pusaka berupa keris, pedang, mata tombak, kujang, golok dan senjata lainnya ini dilakukan di halaman museum setempat.
Ketua Komite Radya Pustaka, Poernomo Subagyo mengatakan jamasan pusaka diprioritaskan untuk pusaka yang kondisinya sudah banyak dimakan karat. Puluhan pusaka kuno tersebut beberapa di antaranya adalah milik raja-raja di pulau Jawa.
"Di Museum ini ada sekitar 500 pusaka kuno. Namun tidak semua koleksi dijamas, hanya yang dianggap perlu saja karena sudah cukup berkarat," jelas Poernomo, Senin (18/11).
Menurut Poernomo, jamasan tersebut merupakan salah satu cara untuk merawat benda-benda bersejarah. Termasuk benda yang dianggap memiliki tuah. Dalam tradisi masyarakat Jawa, jamasan pusaka menjadi sesuatu kegiatan spiritual yang cukup sakral dan dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja.
Sementara itu, penanggung jawab jamasan, Empu Daliman Puspo Budoyo (50), mengatakan jamasan itu adalah untuk menghilangkan kerak atau karat yang menempel pada benda pusaka.
"Seperi koleksi museum yang langka, perawatan dan proses pembersihan harus dilakukan secara istimewa dan hati-hati. Mengingat benda-benda tersebut mempunyai nilai sejarah yang tinggi," katanya.
Menurut Daliman, prosesi jamasan kali ini merupakan proses lanjutan. Sebelumnya, koleksi tersebut sudah direndam dalam air kelapa selama 10 hari. Proses selanjutnya yakni pusaka tersebut dibersihkan dengan jeruk nipis dan dilumuri dengan minyak agar tidak dimakan karat.
"Proses pembersihan harus sangat hati-hati, kuasnya juga menggunakan kuas khusus. Harus cermat dan teliti mengingat ini koleksi langka," paparnya.
Lebih lanjut Daliman mengatakan, usai dibersihkan dan kering pusaka dimasukkan ke larutan warangan sekitar 54 menit. Pusaka yang selesai dibersihkan dan kering, diberikan minyak cendana atau melati.
"Tujuannya adalah untuk melapisi bilah keris. Wangi-wangian, minyak cendana dan melati ini juga untuk menghambat pertumbuhan karat pada keris," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mata pencaharian sebagai perajin keris telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai era peradaban.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke museum yang terletak di Sumatera Selatan ini terdapat ribuan jenis koleksi dari zaman pra-sejarah hingga masa kerajaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia mendirikan museum kecil untuk memajang koleksi serangga.
Baca SelengkapnyaWarga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaLukisan 78 suku bangsa yang dipajang di Museum Nasional itu menyihir mata nyaris setiap pengunjung
Baca SelengkapnyaKaesang memakai baju adat Minahasa, Sulawesi Utara. Sedangkan Sri Mulyani Soe dari Timor Tengah Selatan.
Baca SelengkapnyaTemuan keramik di Indonesia banyak yang berasal dari Dinasti Tang, tepatnya sekitar 1.200 tahun silam.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta sendiri merupakan salah satu kota tujuan wisatawan untuk kegiatan liburan.
Baca Selengkapnya