Diiming-imingi kerja di restoran, 2 ABG dijual pasutri jadi PSK
Merdeka.com - Tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung membongkar sindikat penjualan orang yang dilakukan pasangan suami (pasutri) istri EH (31) dan SH (28). Pasutri tersebut menjual dua ABG berinisial AS (14) dan TM (15) asal Kota Bandung dengan iming-iming menjadi pramusaji di sebuah restoran di Palembang.
Dengan dalih menjadi pramusaji, tersangka ini ternyata malah menjebak korban menjadi PSK. Korban dipekerjakan di sebuah tempat karaoke yang melayani 'plus-plus'.
"Kedua korban dijanjikan bekerja sebagai pelayan di restoran. Tapi setelah tiba di Palembang, pelaku malah mempekerjakan korban ke tempat karaoke. Bahkan dijadikan PSK," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol di Mapolrestabes Bandung, Jumat (11/9).
Pengakuan tersangka, kata Yoyol, EH dan SH diperintah pria inisial S yang mengaku pengelola karaoke di Lubuk Linggau, Palembang untuk menjadi pemandu lagu. Tersangka ini menyanggupi, dengan cara mengiming-imingi korbannya gaji Rp 14 juta per bulan.
Orangtua yang tanpa menaruh curiga memberi restu korban untuk bertolak ke Kota Pempek tersebut. Tidak ada gelagat bahwa anaknya ternyata akan dijadikan budak seks. Namun gelagat pelaku terbongkar lantaran korban tanpa kabar sama sekali sepanjang berada di Palembang.
"Orangtua korban melapor kepada kami. Lalu tim menelusuri, karena memang sudah dua bulan tidak ada kabar," terangnya. Polisi langsung menyelidiki dan menangkap pelaku.
Pelaku dijerat Pasal 2 UU RI No.21/2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang. Adapun ancaman hukumannya penjara maksimal 15 tahun.
Tim Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung serta BP3AKB Jabar sukses menjemput kedua ABG dan menangkap pelakunya. SH berdalih, tidak mengetahui kalau kedua korban masih di bawah umur. Bahkan SH menyebut korban bersedia dipekerjakan di tempat karaoke.
"Mereka (korban) sejak awal enggak keberatan jadi pemandu lagu di tempat karaoke 'plus-plus'. Kedua ABG itu kan awalnya pengamen jalanan," ungkapnya yang mendapat upah Rp 1 juta usai mengirim korban ke Palembang.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Makanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaSemua isi barang di dalam restoran dilempar dan dihancurkan
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaJumlah penumpang di Stasiun Tawang rata-rata 8.139 penumpang per hari.
Baca SelengkapnyaImbasnya usaha restoran hingga hotel di sepanjang wilayah Pantura menjadi gulung tikar.
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaKehidupan pasutri ini di rantau sudah terbilang serba cukup, tapi mereka memilih menjual seluruh aset demi bisa berkumpul dengan keluarga
Baca SelengkapnyaPria bernama Wakhid asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di suatu perusahaan dan banting setir berternak ayam.
Baca Selengkapnya