Diberangus Jenderal Sutanto, togel tak lagi terang-terangan
Merdeka.com - Sutanto hanya tujuh bulan menjabat Kapolda Sumut, Maret-Oktober 2000. Tapi gebrakannya sempat membuat bandar judi dan bekingnya tiarap.
Pertengahan 1990-an, perjudian ilegal tebak nomor benar-benar marak di Sumatera Utara sekitarnya. Setidaknya terdapat 3 varian judi jenis ini yang merebak di tengah-tengah masyarakat, yaitu Toto Gelap (Togel), Kim, dan Hwa Hwe.
Ketika itu, Togel diputar empat kali petang dalam sepekan, yaitu Senin, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Sedangkan nomor undian Kim dan Hwa Hwe keluar setiap pagi. Konon angka yang keluar didasarkan pada pacuan kuda dan pacuan anjing di Singapura.
Ketiga kupon judi ini punya perbedaan. Pembeli kupon Hwa Hwe boleh menebak dua angka mulai 01 hingga 50. Tebakan yang tepat akan mendapat hadiah 35 kali lipat. Pembeli bahkan bisa memasang angka seharga Rp 500 dengan harapan mendapat Rp 17.500.
Berbeda dengan Hwa Hwe, pasangan angka Togel dan Kim bisa sampai 4 angka. Pemasang bisa memilih dari 00-9999. Dua angka tepat mendapat hadiah 70 kali lipat. Tiga angka tepat mendapat hadiah 500 kali lipat. Hadiah terbesar dapat diperoleh pemasang 4 angka tepat, yaitu sekitar 3.000 kali lipat.
"Tapi belakangan kita juga bisa colok, yaitu pilih satu angka, tapi minimal Rp 10.000 dengan hadiah Rp 24.000. Jadi kalau jitu, kita untung Rp 14.000," sebut Alex (55), seorang pecandu judi togel di masa itu.
Walaupun melanggar hukum, tapi praktik perjudian ini dilakukan terang-terangan. Hampir di seluruh kedai, terutama warung kopi dan lapo tuak, terdapat juru tulis (jurtul) kupon togel dan sejenisnya.
Bukan hanya melayani pemasangan angka, para jurtul ini juga menyediakan buku tebal tafsir mimpi, erek-erek atau kode periodik yang memuat gambar berisi cerita dan angka-angka. Bahkan koran yang memuat nomor keluar hari itu juga tersedia di sana sebagai pelayanan kepada pelanggan.
Selain terang-terangan, praktik perjudian ini juga berjenjang dan sangat sistematis. Pejudi memasang angka kepada jurtul. Lalu jurtul menyerahkan rekapitulasi pemasangan kepada tukang rekap, untuk diserahkan ke jenjang yang lebih tinggi hingga sampai ke tangan bandar.
"Biasanya ada tukang rekap yang datang menjemput. Kalau untuk togel yang angkanya keluar sore, sebelum itu sudah dikutip rekapnya. Kalau untuk Kim dan Hwa Hwe dikumpulkan tengah malam, karena angkanya akan keluar pagi. Mereka datang sekalian memberi blok kupon untuk dijual," ujar Roni, mantan jurtul.
Harganya yang terjangkau membuat perjudian ini meracuni semua kalangan. Bukan hanya di perkotaan, perjudian ini sampai ke desa-desa. Laki-laki, perempuan, pegawai, pengangguran, tua-muda, tak malu-malu melakoni aktivitas melanggar hukum ini.
Kumpulan orang membuka tafsir mimpi dan erek-erek untuk membahas nomor yang akan dipasang bukanlah pemandangan yang sulit ditemukan ketika itu. Bahkan, banyak yang hafal luar kepala isi tafsir mimpi hingga membuat istilah baru pada sekitarnya. "Ular disebut 32, wanita cantik 27, janda 43, banci 47 dan lain-lain. Apa yang dirasa aneh dijadikan kode alam," sebut Alex.
Kondisi ini berlangsung setidaknya hingga Maret 2000. Saat itu, Brigjen Pol Sutanto ditunjuk sebagai Kapolda Sumut. Sebelum tiba di Medan, sudah beredar kabar dia akan memberangus judi di daerah ini.
Bandar judi yang mengacu kepada tokoh ternama di Medan --walau tak pernah dibuktikan kebenarannya-- "tiarap" bersama bekingnya. Perjudian tak bisa lagi terang-terangan.
Tapi kondisi ini tak lama, hanya sekitar 7 bulan. Oktober 2000, Irjen Pol Sutanto dimutasi menjadi Kapolda Jatim. Walau ada yang menyebut, pemindahannya sebagai promosi, tapi banyak yang yakin dia digeser karena pengaruh bandar judi Medan dan bekingnya yang punya kuasa.
Mafia judi memang sempat bernapas lega setelah Irjen Pol Sutanto dimutasi. Tapi, terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden pada 2004 membuat mereka kembali waswas.
Kekhawatiran mereka jadi kenyataan, saat Presiden SBY menunjuk Jenderal Sutanto, rekannya sesama penerima Adhi Makayasa atau lulusan AKABRI terbaik pada 1973 sebagai Kapolri. Judi benar-benar diberangus di seluruh Indonesia. Togel memang tetap ada, tapi hanya di pasar gelap.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan website yang diblokir itu dari 2.278 perkara judi online ditangani Polri.
Baca Selengkapnyahasil penelusuran terdapat Rp481 miliar uang yang diperoleh dari situs judi yang beroperasion sejak Januari-November 2023.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola Polri membeberkan alasan penahanan tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pentingnya sepak bola yang bebas dari mafia agar transformasi sepak bola di Indonesia bisa terwujud.
Baca SelengkapnyaSaat Jenderal Bintang Dua Ingatkan Prajurit dan Keluarganya Jauhi Judi Online: Saya Tindak Langsung
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya membongkar kasus judi online yang beroperasi di sebuah rumah kawasan Tapos, Kota Depok.
Baca SelengkapnyaPadahal, penegak hukum sudah berulang kali membongkar praktik kejahatan siber ini. Lalu kenapa masih tumbuh subur?
Baca SelengkapnyaVigit merupakan aktor intelektual di balik kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola Liga 2 pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaDalam setiap dua minggu, kedua pelaku hanya mengantongi Rp700 Ribu.
Baca Selengkapnya