Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di rumah singgah ini Jenderal Soedirman susun strategi perang gerilya

Di rumah singgah ini Jenderal Soedirman susun strategi perang gerilya jenderal soedirman. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Rumah singgah Panglima Besar Jenderal Soedirman di Desa Bojasari, Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dinilai layak menjadi pusat edukasi sejarah. Langkah ini positif untuk mengingat perjuangan Soedirman bagi bangsa dan negara.

"Melihat fakta sejarah yang telah diakui secara resmi oleh Pemerintah, rumah tersebut layak untuk dijadikan rujukan sejarah autentik bagi generasi muda," kata penasihat Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo dilansir dari Antara, Minggu (29/10).

Kesediaan pihak keluarga untuk membuka rumah itu menjadi semacam museum perjuangan, kata Agus, juga layak diapresiasi karena nantinya generasi muda, terutama para pelajar, menjadi lebih paham bagaimana alur perang gerilya Jenderal Soedirman yang mampu mengusir penjajah Belanda dari Indonesia.

Andika Dwi Nugroho dari Komunitas Herritage Wonosobo juga memandang perlu Pemerintah mendorong terwujudnya rumah milik Sukanto itu sebagai pusat edukasi sejarah.

"Dari sisi sejarah, hingga umur bangunan yang telah melebihi 50 tahun serta perannya dalam perjuangan kemerdekaan, kami menilai rumah ini layak dikembangkan lebih lanjut sehingga siapa pun yang berkunjung akan lebih memahami bagaimana Jenderal Soedirman menyusun strategi perang gerilyanya," katanya.

Menurut dia, tidak banyak orang tahu kalau di balik kisah sejarah taktik perang gerilya Jenderal Soedirman, ternyata Wonosobo pernah menjadi bagian penting di dalamnya.

Sebuah rumah sederhana di RT 05/RW 02 Desa Bojasari, Kecamatan Kertek telah diakui oleh Pemerintah sebagai salah satu rumah persinggahan Jenderal Soedirman pada masa perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1947-1948.

Rumah dengan luas bangunan 335 meter persegi tersebut kini dihuni oleh Priyanto (45) bersama istrinya, Menik Widyaningrum (40), dan anak semata wayangnya, Adriyanto Riski Pratama (12).

Priyanto menjelaskan perihal sejarah rumah yang dibangun pada tahun 1943 hingga mendapat pengakuan dari Pemerintah sebagai benda cagar budaya bersejarah.

Menurut dia, awal dibukanya kisah sejarah tersebut berasal dari cerita almarhum ayahnya, Cipto Utomo, kepada Sukanto, kakaknya, yang juga menjadi ahli waris rumah tersebut.

Almarhum Cipto Utomo merupakan lurah sekaligus tokoh di Desa Bojasari pada tahun 1947. Karena kecintaannya kepada negara, dia kemudian bergabung dengan Kompi Kapten Kambali sebagai Kepala Pengadaan Logistik dan merelakan rumah kediamannya sebagai markas komando pasukan yang tergabung dalam Komando Divisi III/Diponegoro di bawah pimpinan Kolonel R. Soesalit.

"Sangat disayangkan, Kapten Kambali yang dikenal sangat piawai dalam mengatur strategi perlawanan terhadap penjajah akhirnya tewas pada saat penghadangan konvoi tentara Belanda," katanya.

Perjuangan Cipto Utomo beserta pasukan, menurut Priyanto, tetap berlanjut hingga kedatangan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang memutuskan untuk singgah selama hampir setahun di rumah tersebut.

Dalam masa konsolidasi perjuangan, rumah yang pernah dipugar atas perintah Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono pada tahun 2011, juga pernah disinggahi Jenderal Sudharmono, mantan Wapres RI, serta Jenderal Sarbini.

Rumah tersebut pernah memiliki sejarah, yaitu sebagai pusat konsolidasi Jenderal Soedirman dengan para pimpinan tinggi militer pada masa itu.

"Kakak saya, Sukanto, sebagai ahli waris utama memperjuangkan untuk dapat diakui sebagai benda cagar budaya dan telah memperoleh surat penghargaan dari Bupati Wonosobo pada tahun 1997," katanya.

Melalui surat penghargaan yang ditandatangani Bupati Wonosobo Margono, rumah tersebut diakui sebagai markas dan asrama tentara pejuang kemerdekaan Republik Indonesia Kompi IV di bawah pimpinan Kapten Kambali dari Kesatuan Batalion IV, Mayor Tjipto Widuro, Resimen 17 Pekalongan, Letkol Wadiono, Brigade Nusantara Letkol Iskandar Idris, dan Divisi III Diponegoro Kolonel R Soesalit.

Menurut Priyanto, surat tersebut diperkuat dengan SK Bupati Wonosobo Nomor 433/283/2013 tentang Penetapan Rumah Mengandung Nilai Sejarah di Kabupaten Wonosobo yang ditandatangani Trimawan Nugrohadi.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan

Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya
Pesan Cucu Pemilik Rumah Sejarah Rengasdengklok ke Ganjar Jika Terpilih Presiden

Pesan Cucu Pemilik Rumah Sejarah Rengasdengklok ke Ganjar Jika Terpilih Presiden

Ganjar mengutarakan pelajaran yang dapat dipetik dari kunjungannya ke Rumah Sejarah Rengasdengklok di Karawang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi

Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi

Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Didampingi Prabowo, Jokowi Resmikan Rumah Sakit Panglima Besar Soedirman di Bintaro

Didampingi Prabowo, Jokowi Resmikan Rumah Sakit Panglima Besar Soedirman di Bintaro

RSPPN ini sebagai wujud penghargaan dan penghormatan atas konstribusi luar biasa Panglima Besar Soedirman dalam sejarah perjuangan bangsa.

Baca Selengkapnya
Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan

Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan

Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.

Baca Selengkapnya
Menengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik

Menengok Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Suasana Asri dengan Sentuhan Arsitektur Klasik

Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya