Di AS, moderator debat capres adalah jurnalis senior
Merdeka.com - Diskusi soal debat capres-cawapres semalam ternyata tidak hanya menyoal kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan calon dalam menyampaikan pendapat. Di media sosial misalnya, perbincangan juga banyak menyinggung soal peran moderator, Zainal Arifin Muchtar.
Sejumlah pengguna media sosial banyak yang berkomentar dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu cukup grogi dalam memandu jalannya debat. Kegugupan Ucheng, sapaan akrab sang moderator, juga dinilai menjadi penyebab banyaknya peringatan yang dia keluarkan kepada para hadirin agar tidak bertepuk tangan saat debat berlangsung.
"Tepuk tangannya melalui moderator ya, kalau dibilang tepuk tangan baru tepuk tangan ya," sindir salah satu mantan komisioner Komnas HAM lewat akun Twitter-nya.
Tidak hanya itu, sindiran pengguna media sosial kepada Ucheng juga ada yang berupa diagram kue (pie chart) 'Pembagian Waktu Debat Capres'. Dalam diagram itu, digambarkan peringatan moderator untuk tidak tepuk tangan menghabiskan separuh waktu debat, kemudian pertanyaan moderator menghabiskan waktu kedua paling banyak, dan sisanya jawaban para peserta.
Jelas diagram itu berlebihan. Namun, kritik para pengguna media sosial terhadap moderator tidak bisa dianggap enteng. Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke depan perlu memilih moderator yang mumpuni, tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga punya kecerdasan komunikasi.
Di Amerika Serikat (AS), negara mbahnya demokrasi, moderator debat capres banyak diisi oleh wartawan-wartawan senior. Bahkan saat Pilpres AS 2012, dalam empat kali debat capres (termasuk 1 debat cawapres), semua moderator adalah jurnalis kawakan.
Mereka adalah Jim Lehrer (Executive Editor of the PBS NewsHour), Martha Raddatz (Senior Foreign Affairs Correspondent, ABC News), Candy Crowley (Chief Political Correspondent, CNN and Anchor, CNN's State of the Union) dan Bob Schieffer (Chief Washington Correspondent, CBS News and Moderator, Face the Nation).
Pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, setuju debat capres berikutnya menggunakan moderator dari kalangan wartawan.
"Kedalaman materi serta kemampuan mengolah pertanyaan dengan baik menjadi kunci keberhasilan jalannya debat. Pengalaman wartawan yang sehari-hari," kata Ari kepada merdeka.com, Selasa (10/6).
Made Supriatma, warga negara Indonesia yang bertahun-tahun bermukim di New Jersey, AS, mengatakan debat capres di negeri Pam Sam selalu menarik dengan dipandu para jurnalis kawakan.
"Mereka akan bertanya, mengejar, bertanya. Tidak ada satu kesempatan yang lepas kalau mereka belum mendapatkan jawabannya. Sekali lagi, mereka adalah jurnalis-jurnalis kawakan. Bukan akademisi gagap atau selebriti kenes," kata Made.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU juga telah menunjuk 11 panelis yang menyusun pertanyaan untuk debat besok. Berikut daftar 11 Panelis Debat Kedua Capres-Cawapres 22 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKPU akan membatasi jumlah pengawal pribadi (walpri) yang masuk pada saat acara tersebut berlangsung.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto akan menjadi pembicara pertama yang melakukan pemaparan visi misi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Debat akan berlangsung selama enam segmen dengan total durasi yaitu 120 menit.
Baca SelengkapnyaEvaluasi oleh KPU RI akan melibatkan tim dari masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Baca SelengkapnyaKPU memastikan, format debat masih sama yakni berlangsung selama enam segmen dengan total durasi 150 menit.
Baca SelengkapnyaKPU akan mengevaluasi mekanisme debat calon presiden usai digelar perdana pada Selasa (12/12) malam kemarin.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan rapat evaluasi bersama tim Capres-Cawapres.
Baca SelengkapnyaEvaluasi itu dilakukan bersama tim sukses masing-masing calon presiden dan calon wakil presiden.
Baca Selengkapnya