Desa Metatu di Gresik jadi pengeboran minyak di zaman Belanda
Merdeka.com - Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur, menjadi pusat pengeboran minyak antara tahun 1920 hingga tahun 1930-an. Dari hasil pemetaan, ada 35 sumur minyak peninggalan Belanda yang pernah dieksplorasi. Pasca tahun tersebut, sumur-sumur tersebut di tutup dan tidak digunakan lagi.
Meski sudah tidak digunakan, bekas sumur pengeboran minyak itu, masih aktif dan menyemburkan lumpur bercampur gas methan (CH4). Selasa (13/11) sore lalu, warga Metatu dikejutkan munculnya semburan lumpur yang disertai bau gas yang menyengat di bekas waduk, tepatnya di bawah pohon Ngimbo.
Mengetahui hal ini, tim dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM segera melakukan observasi semburan di Waduk Metatu. Hingga Minggu (18/11) sore kemarin, mereka masih berada di lokasi.
Mereka membawa corong, selang karet dan alat lain termasuk mirip alat suntik dan botol untuk mengambil sampel gas dan material semburan.
"Setelah analisis sampling, kami langsung membawa ke laboratorium migas agar dapat diketahui komposisinya, sehingga dapat menentukan langkah berikutnya. Butuh waktu dua minggu untuk mengetahui komposisi gas yang memicu semburan," kata penyelidik Bumi Madya Badan Geologi, Akhmad Zaennudin.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik juga menerjunkan tim untuk memantau perkembangan semburan lumpur. Jika semburan membesar dan dinilai membahayakan warga maka akan disiapkan upaya pengamanan.
Kepala BPBD Gresik, Hari Sucipto, menyatakan, Dinas Pekerjaan Umum mengantisipasi dengan menyiapkan alat berat untuk penanggulan jika ada potensi membesar. "Kami berharap semburan segera tertangani," katanya.
Sementara itu, menurut beberapa warga setempat, selain di Waduk Metatu, yang menjadi pusat semburan lumpur, selama ini juga ada bubble (gelembung) yang bisa disebut warga dengan lantung (minyak mentah) di permukiman warga sekitar.
Salah satunya di belakang rumah Imron. Di kediaman pria paruh baya ini, terdapat gelembung lantung dengan kedalaman tiga meter. Oleh Imron, gelembung minyak itu dibuatkan dinding mirip sumur.
"Lantungnya biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak. Caranya, kayu dicelupkan ke lantung, nyala apinya cepat dan bisa tahan lama," terang Imron.
Bahkan, kata Imron, lantung tersebut, juga ada yang memakainy sebagai campuran bahan bakar solar untuk kendaraan.
"Semburan lantung tidak hanya di bekas Waduk Metatu saja, ada banyak gelumbung yang sama di beberapa pemukiman warga. Cuma yang di bekas waduk itu, yang dulunya dijadika tempat pengeboran zaman Belanda dan ada beberapa tempat lagi selain di waduk. Semuanya sudah ditutup dengan beton dan tidak digunakan lagi," terang Supangat, yang tengah melihat semburan lumpur di Waduk Metatu.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menilik Sejarah Bekasi, dulu Pusat Kerajaan Tarumanegara kini Ditemukan Sumber Minyak Baru
Bekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaLebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah
Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaMenilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaPertamina Temukan Sumber Minyak Baru di Tambun-Bekasi
Penemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang "Dewa Judi"
Pada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda
Baca SelengkapnyaMengulik Sejarah Tahu Gejrot yang Jadi Kuliner Khas Cirebon, Namanya Muncul dari Proses Meraciknya
Di balik kelezatannya yang menggugah selera, tahu gejrot ternyata punya banyak fakta menarik.
Baca SelengkapnyaMenilik Desa Sekar Gumiwang yang Berada di Tengah Waduk Gajah Mungkur, Sempat Muncul saat Musim Kemarau
Di musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.
Baca SelengkapnyaJejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca Selengkapnya