Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Derita pasien tumor ganas, Emi Sumiarti BAB lewat kemaluan

Derita pasien tumor ganas, Emi Sumiarti BAB lewat kemaluan Emi Sumiarti pengidap tumor ganas di dubur. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Di tengah hiruk pikuk pilpres dan piala dunia, ada warga Kota Kediri yang begitu menderita akibat penyakit tumor ganas di duburnya hanya lantaran dia orang miskin.

Sebagai pasien Jamkesda dia ditangani dengan cara yang tidak manusiawi oleh tim medis di RSUD Dr Sutomo. Dia adalah Emi Sumiarti (41) warga Bujel Mojoroto Kota Kediri. Dubur dan kemaluannya kini membengkak, bahkan buang hajat pun harus lewat kemaluannya.

 

Emi, ibu dua anak ini kini lebih memilih tinggal di rumahnya daripada harus mendapat perawatan medis. Sikap putus asa itu lantaran penanganan medis justru membuatnya semakin menderita. Dalam penderitaan yang menyiksanya, Emi memulai ceritanya kepada sejumlah wartawan yang menyambangi ke rumahnya, Kamis (10/7).

Penderitaannya berawal ketika kemaluannya mengalami nyeri sekitar dua bulan lalu. Dia menduga karena keputihan, setelah diskusi dengan suaminya Emi memutuskan periksa ke dokter. Sebab nyeri yang dia alami begitu sangat sakit.

"Saya terpaksa ke dokter spesialis, dari hasil pemeriksaan dinyatakan saya mengidap penyakit kanker mulut serviks. Dan saya disarankan untuk periksa lanjutan dan harus dirawat. Akhirnya saya putuskan ke RSUD Gambiran Kota Kediri," kata Emi sambil menahan rasa sakitnya.

Emi kemudian pergi ke RSUD Gambiran Kota Kediri sebagai pasien Jamkesda. Setibanya di rumah sakit milik Pemerintah Kota Kediri itu, dia langsung ditangani. Perawat mulai memeriksa kemaluan Emi yang selama ini dikeluhkan. Berdasarkan hasil diagnosa, Emi dinyatakan mengidap kanker serviks. Dan pihak rumah sakit merujuknya ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

"Saya pengen sembuh dan atas saran pihak rumah sakit untuk di rujuk ke RSUD Dr Soetomo pun saya tidak keberatan," tambahnya.

Kemudian dia mencoba mencari informasi terkait rumah sakit terbesar di Surabaya milik pemerintah ini. Salah satunya pasien harus menunggu antrian panjang dalam pemeriksaannya.

"Berhubung uang bekal saya sedikit, saya kemudian memutuskan numpang di rumah saudara yang ada Gresik. Maksud saya supaya bisa sedikit menghemat pengeluaran. Sebab, apabila saya kos di dekat rumah sakit butuh biaya yang besar," tandasnya.

Beberapa hari tinggal di Gresik, Emi pun mendapat giliran untuk ditangani. Setibanya di rumah sakit dia langsung diperiksa terhadap penyakit yang dia keluhkan. Setelah semua proses pemeriksaan selesai, keluarlah hasil diagnosa yang menyatakan dia mengidap tumor di duburnya, bukan kanker serviks.

"Saya kaget, sebab RSUD Dr Soetomo menyatakan, saya mengidap tumor di dubur, bukan kanker serviks, seperti hasil diagnosa di RSUD Gambiran," terangnya.

Dari hasil diagnosa tersebut tim medis menindaklanjuti dengan pemeriksaan rutin. Dari pemeriksaan yang dilakukan dirinya justru dirinya tidak merasa nyaman. Perlakuan medis membuatnya sangat tersiksa, kemaluan dan duburnya kerap dimasuki jari dan perban tanpa dibius terlebih dahulu.

"Sungguh sakitnya luar biasa sekali. Setiap kali pemeriksaan, kerabat saya tidak tega melihat saya kesakitan," tukasnya.

Selama di RSUD Dr Soetomo model pemeriksaan itu saja yang dilakukan tanpa dilakukan tindakan operasi. "Saya menunggu lama, sementara beban biaya hidup kan kita sendiri yang nanggung, apalagi uang yang kami miliki pas-pasan. Iya memang untuk biaya perawatan kesehatan kita digratiskan," imbuhnya.

Emi pernah meminta pihak rumah sakit agar saya menjalani rawat inap, namun tidak diperbolehkan. Dokter menyarankan agar saya tinggal di tempat kos.

"Suatu ketika saya pernah berjalan kaki dalam kondisi sakit, sebab kemaluan dan dubur ini bengkak karena sering dimasuki jari dan perban. Karena sudah tidak ada biaya sama sekali apalagi satu bulan di sana, kebutuhan biaya hidup mencapai  Rp 10 juta. Akhirnya saya putuskan pulang paksa," tegas Emi sambil meneteskan air matanya.

Emi merasa dirinya seperti dijadikan kelinci percobaan oleh pihak rumah sakit. Perlakuan kasar, bahkan ditakut-takuti bahwa umurnya tidak lama lagi membuat dirinya terpukul.

"Saya sudah seperti tidak memiliki harapan lagi untuk hidup, akhirnya saya putuskan pulang. Sebab saya sudah tidak punya apa-apa lagi kalau saya dan suami tidak kerja. Apalagi anak-anak masih butuh biaya sekolah. Hanya toko kelontong yang isinya sudah tidak lengkap lagi yang menjadi pemasukan kami," pungkas Emi, sebab dia pun tak bisa mengandalkan suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan.

Dia sangat berharap pemerintah memberikan uluran tangan, membantunya mengatasi penderitaannya, "Kepada siapa lagi? apakah pemerintah masih peduli dengan kami orang yang tidak punya seperti ini," pintanya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak
Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Munculnya Demam pada Anak

Sejumlah kondisi kesehatan bisa menyebabkan demam pada anak, salah satunya adalah kondisi tumbuh gigi.

Baca Selengkapnya
Khawatir Gempa Susulan, Begini Kondisi Warga Sumedang yang Pilih Tidur di Luar Rumah
Khawatir Gempa Susulan, Begini Kondisi Warga Sumedang yang Pilih Tidur di Luar Rumah

Rentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.

Baca Selengkapnya
Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian
Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian

Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Larang Cucu Umur 6 Hari Keluar Rumah, Pria di Sumsel Ditendang Mantu & Dibunuh Besan
Gara-Gara Larang Cucu Umur 6 Hari Keluar Rumah, Pria di Sumsel Ditendang Mantu & Dibunuh Besan

Pelaku MS tak terima anaknya ditusuk korban gara-gara membawa cucu bertandang ke rumah korban.

Baca Selengkapnya
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’

Suami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.

Baca Selengkapnya
Bapak Tiri Membabi Buta Pukuli Anaknya Hingga Terjungkal, Terbentur Tembok & Muntah-Muntah Berujung Tewas
Bapak Tiri Membabi Buta Pukuli Anaknya Hingga Terjungkal, Terbentur Tembok & Muntah-Muntah Berujung Tewas

M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.

Baca Selengkapnya
BRI Sukseskan Misi Sekeluarga di Muntilan Memasyarakatkan Anggrek, Mudah Ditanam di Rumah
BRI Sukseskan Misi Sekeluarga di Muntilan Memasyarakatkan Anggrek, Mudah Ditanam di Rumah

Sekeluarga di Muntilan ini kompak memasyarakatkan bunga anggrek dan menyembuhkan trauma para peminatnya.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan
Kelakuan Ayah Tiri Bejat Perkosa Anak Berkali-kali hingga Hamil 7 Bulan

Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.

Baca Selengkapnya