Merdeka.com - Tak butuh waktu lama bagi Kepolisian menangkap biang rusuh saat laga Persija vs Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/6) lalu. Kerusuhan diduga dipicu sikap kekecewaan Jakmania (suporter Persija) akibat ketinggalan skor 0-1 dari Sriwijaya FC.

Bak pelaku kriminal amatir, para Jakmania yang diciduk polisi meninggalkan banyak jejak sebelum dan setelah kerusuhan terjadi.

Jejak tersebut ditinggalkan mereka di akun media sosial Facebook masing-masing. Tak heran dengan cepat polisi bisa mengendus keberadaan para biang rusuh tersebut.

Lewat akun Facebooknya, para pelaku kerap kali menebarkan ujaran kebencian atau hate speech bernada provokasi. Namun, dalam akun media sosialnya, pelaku memberikan sinyal kerusuhan tersebut merupakan aksi balas dendam terhadap aparat Kepolisian terkait kematian satu suporter bernama Fahreza beberapa waktu lalu.

Mengetahui adanya pelbagai postingan tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti meradang. Dengan geramnya, Krishna menyebarkan foto para pelaku melalui akun media sosialnya.

"Kami akan kejar kemanapun para pelaku kerusuhan GBK. Jadilah suporter yang baik," kata Krishna dalam akun Facebooknya seperti dikutip merdeka.com, Minggu (26/6).

Bahkan, Krishna sengaja mengunggah wajah para pelaku untuk kemudian dibandingkan saat mereka sebelum dan setelah ditangkap.

"Lihat wajah-wajah mereka saat sebelum ditangkap dan sesudah ditangkap. Yang terus menyebarkan kebencian, termasuk yang buat kerusuhan akan kami kejar kemana pun dan kami tegakkan hukum atas perbuatan kalian. Negara tidak boleh kalah oleh suporter brutal."

Berikut deretan status Jakmania yang membuat polisi geram:

Rahmat Fawzi Tangerang cap polisi sebagai pembunuh

Seorang Jakmania asal Tangerang, Rahmat Fawzi Tangerang menulis status kapolda polisi pembunuh."Persija sampai mati, jangan pulang sebelum polisi mati," tulis Rahmat di akun media sosialnya.

Ahmad Fauzii sebut peristiwa itu wujud marahnya Macan Kemayoran

Salah satu Jakmania yang kini mendekam di jeruji Polda Metro Jaya, Ahmad Fauzii memperbarui statusnya di akun media sosial Facebook miliknya. Dengan geramnya, ia menyebut jika kerusuhan di GBK saat itu merupakan buah dari kemarahan Macan Kemayoran."Kami itu bukan binatang yang bisa diperlakuin seenaknya oleh kalian, the jak ngga bakalan rusuh kalo ngga di rusuhin duluan, sekarang kalian tau gimana kemarahan macan kemayoran," begitu kira-kira bunyi status Fauzii sesaat setelah kerusuhan di GBK pecah.

Mohamad Furqon sebut polisi babak belur usai dipukuli ganteng

Ada lagi ulah Jakmania yang diunggah di media sosial. Adalah M. Furqon melalui akun instagramnya menyebut jika seorang polisi korban amukan rekan-rekannya tersebut ganteng.Padahal, kondisi polisi tersebut cukup mengenaskan dengan luka dan darah yang memenuhi wajahnya."Ganteng yaa kaloo #Aparat #Pembunuh #Lagi #Tiduuur :) #Polisi," tulisnya di akun tersebut.

Rahmmad Zola Nia akui jika dirinya turut merangsek masuk ke lapangan

Rahmmad Zola Nia melalui akun Facebook miliknya mengakui jika ia ikut merangsek masuk ke dalam lapangan saat laga Persija vs Sriwijaya FC berlangsung.Sebelum masuk ke lapangan, ia merusak kaca mobil seorang polisi.Hal itu ia ungkapkan usai salah satu temannya bertanya di akun Facebooknya."Ikut masuk klapangan dong tadi.." tanya teman Rahmmad."Iya bang pas diluar kaca mobil si a*** coklat ituh kacanya gua pecahin bang hahaha," jawabnya enteng.