Demo tolak relokasi pengungsi Sinabung berujung bentrok, 1 tewas
Merdeka.com - Satu orang dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam aksi protes di dekat Mapolres Karo, di Kabanjahe, Karo, Sumut, Jumat (29/7) malam. Demonstrasi berdarah itu terjadi setelah polisi menangkap sejumlah warga yang diduga melakukan tindakan anarki di lahan yang akan dijadikan lokasi relokasi mandiri tahap II korban erupsi Gunung Sinabung.
Berdasarkan informasi dihimpun, kejadian berawal dari pembongkaran pagar sepanjang sekitar 150 meter dan lebar 4 meter di lahan yang akan dijadikan lokasi relokasi di Desa Lingga, Simpang Empat, Karo, Jumat (29/7) siang. Pembongkaran ini dilaksanakan pihak pengembang menggunakan 1 unit alat berat.
"Pagar yang dibongkar ini sebelumnya dipasang masyarakat Desa Lingga yang mengklaim bahwa itu adalah jalan potong menuju desa mereka," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting.
Sebagian besar warga Desa Lingga sebelumnya memang menolak desanya dijadikan lahan relokasi pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung. Penolakan itu bahkan dituangkan dalam spanduk yang mereka pasang di desanya.
Pembongkaran pagar berlangsung lancar. Namun pada pukul 14.30 WIB, Sekdes Lingga Lotta Sinulingga memprotes tindakan pengembang. Sekitar 15 menit berselang, sekitar 150 warga Desa Lingga melakukan pemblokiran jalan, tepat di depan tenda pos polisi yang melakukan pengamanan. Akibatnya Kabanjahe - Simpang Empat macet total.
Jalan dibuka sekitar pukul 15.30 WIB. Warga kemudian menuju lokasi pagar yang sudah dibongkar dan berencana akan melakukan pemagaran kembali. Selanjutnya, sekitar 70 ibu-ibu mendatangi tenda pos polisi dan menanyakan pelaku pembongkaran sebelumnya.
"Merasa tidak mendapat jawaban memuaskan mereka komplain dan melaporkannya ke kaum bapak bapaknya," jelas Rina.
Sekitar pukul 18.00 WIB, sekitar 400 warga yang bergerak dari lokasi pemagaran menyerang pos polisi. Sebanyak 15 petugas yang berada di sana kabur ke Polres Karo. Massa kemudian membakar tenda polisi dan excavator merek Hitachi.
Saat personel bantuan tiba, tenda polisi dan excavator telah terbakar. Petugas pemadam kebakaran pun dipanggil.
Lima orang warga ditangkap dari lokasi itu. Kelimanya berinisial ES, JS, NS, MS, dan SM. Mereka kemudian dibawa ke Mapolres Karo.
Warga tidak terima dengan penangkapan kelima warga itu. Sekitar pukul 20.20 WIB, mereka mendatangi Mapolres Karo. "Mereka melempari kantor polisi itu dengan batu kemudian dibalas dgn tembakan peringatan dan gas air mata. Setelah massa bubar diketahui ada yang meninggal dunia umur berkisar 40 tahun dan sedang diidentifikasi," jelas Rina.
Korban tewas saat ini sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan. "Pukul 10.00 ini diautopsi untuk diketahui penyebab kematiannya," sambung Rina.
Saat ini kondisi di Karo dilaporkan sudah terkendali. Aparat kepolisian dan TNI terus siaga di sana. "Masyarakat diimbau tidak terprovokasi dengan isu yang belum tentu kebenarannya," pungkas Rina.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbuatan tersangka dipicu sakit hati kepada warganya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaGudang itu rencananya akan dipindah jauh dari pemukiman seusai insiden tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kobaran api membuat kepanikan di ruang perawatan karena letaknya berdekatan.
Baca SelengkapnyaJenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaSelain ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya juga telah dilakukan penahanan.
Baca SelengkapnyaKasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.
Baca Selengkapnya"6 meninggal dunia sudah di RSI Weleri, 1 terjepit (MD) kondektur dalam proses evakuasi," ujar Kombes Pol Satake
Baca SelengkapnyaManajer Humas KAI Daop 2 Ayep membenarkan adanya kejadian tersebut yang berawal saat kedua kereta saling bertabrakan pada pukul 06.03 WIB.
Baca Selengkapnya