Dede Yusuf minta anggaran operasional Pramuka masuk BOS

Merdeka.com - Kwartir Daerah Pramuka (Kwarda) Jabar meminta anggaran operasional ekstrakulikuler kegiatan kepramukaan dimasukan dalam Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bentuk rekomendasi akan diajukan ke pemerintah pusat melalui Kemendikbud untuk ditindak lanjuti.

Hal itu disampaikan Ketua Kwarda Pramuka Jabar Dede Yusuf disela rapat kerja daerah (Rakerda) di Hotel Horison, Bandung yang digelar 16-17 Juli 2014. "Dalam agenda penting pembahasan di sini kita akan merekomendasikan agar cost biaya operasional kepramukaan dimasukan dari anggaran BOS," katanya.

Menurut mantan wagub Jabar tersebut, kegiatan operasional kepramukaan belum tersentuh BOS. Padahal pramuka sebagai bagian dari pembentukan karakter membutuhkan biaya besar. Pramuka akan selalu turun langsung ke lapangan untuk berinteraksi dengan masyarakat.

"Program pramuka kan tidak lepas dari interaksi masyarakat. Kegiatan baksos dan lainnya butuh operasional juga," terangnya. Selama ini menurutnya pramuka di Jabar sudah membuat jembatan bambu, MCK untuk warga.

Agenda penting lainnya adalah menyikapi Permendiknas yang menjadikan pramuka sebagai ekskul wajib. "Ini jadi satu beban karena harus menyiapkan pembina-pembina dari setiap gugus depan," katanya.

Saat ini kata dia, jumlah pembina putra-putri baru dua orang di satu sekolah. Sementara pihaknya menilai angka ideal adalah enam orang putra-putri. "Kita perlunya enam jadi harus ada pembinaan intensif oleh kwartir," ujarnya.

Dia berharap dalam pembahasan kali ini kwarda bisa mendapatkan solusi-solusi dari permasalahan yang ada. Dia juga berharap anggaran setiap tahun yang digelontorkan pemerintah bisa segera terlaksana. "Kan kemarin itu ada momen Pileg lalu Pilpres sehingga pencairan anggaran ditunda, jadi sekarang beres Pilpres," katanya.