Dari uang pijat mesum, terapis hotel ini bisa buat toko sembako

Merdeka.com - "Setiap orang ingin menjadi manusia lebih baik ke depannya," demikian diungkapkan A (25), salah seorang terapis di sebuah hotel bintang empat di Kota Semarang kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

A mengakui terapis adalah pekerjaan yang halal. Namun, yang menjadi masalah, dirinya saat ini tak hanya menjadi terapis, tapi juga menerima layanan plus-plus untuk tamu hotel tempatnya bekerja.

A mengakui apa yang dilakukannya saat ini salah adanya. Namun, hal itu, menurutnya, terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.

Meski demikian, A mengaku tak mau selamanya seperti ini. Dia mengaku tengah mempersiapkan masa depannya agar bisa hidup layak dan terlepas dari kehidupan hitam yang digelutinya saat ini.

"Sebenarnya aku sekarang sudah punya toko barang kebutuhan pokok. Tokonya ada di pasar dekat sini. Tapi belum besar, masih kecil-kecilan. Ya itu buat aku ke depan biar bisa lepas dari ini. Kan gak selamanya juga aku mau begini. Nanti kalau target sudah tercapai, aku berhenti," katanya.

Perempuan berkulit putih dengan rambut hitam panjang ini mengaku sudah mengeluti profesi sebagai seorang terapis sejak dua tahun lalu. Menurutnya, keluarganya tak ada yang tahu dirinya bekerja sebagai seorang terapis spa dan massage di hotel.

"Apalagi soal plus-plus, gak tahu lah mereka," katanya.

A memiliki target tahun depan dirinya akan berhenti menjadi terapis. Sebab, dirinya juga berencana akan menikah dengan sang pacar tahun depan.

"Mudah-mudahan. Yang penting niatannya ke depan mau jadi orang benar," katanya sambil senyum.