Dari Prabowo sampai lawan SBY pernah tolak dan usir wartawan
Merdeka.com - Tuduhan adanya kepentingan politik yang sedang disuarakan pihak luar kepada media kerap berdampak pada kinerja wartawan yang berada di garis depan. Alih-alih dihargai karena mendedikasikan diri untuk mencari informasi publik, para wartawan di lapangan justru kerap diperlakukan tidak baik hanya karena tuduhan si pemilik media telah 'berselingkuh' dengan politik.
Harus diakui memang kadangkala tuduhan itu tidak sepenuhnya salah. Namun, perlakuan kasar, seperti menolak, memaki dan mengusir sangat disayangkan mengingat wartawan hanyalah buruh di garis depan, yang tidak tahu menahu dengan –jika ada– permainan politik para pemiliknya.
Catatan merdeka.com, narasumber yang pernah melakukan tindakan tersebut bukanlah orang sembarangan. Mantan calon presiden di Pilpres 2014, Prabowo Subianto juga pernah melakukannya. Bagaimana ceritanya?
Berikut cerita-cerita wartawan ditolak dan diusir karena pemilik media dituduh berpolitik:
Tolak diwawancara, Prabowo sebut pemilik The Jakarta Post brengsek
Pada musim kampanye Pilpres 2014 silam, calon presiden Prabowo Subianto menggelar jumpa pers usai hadiri acara deklarasi koalisi permanen di Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri puluhan wartawan asing dan luar negeri.Berbagai pertanyaan pun banyak dilontarkan para pewarta tersebut. Anehnya, saat wartawati koran berbahasa asing The Jakarta Post bertanya, Prabowo pun geram.Awalnya, wartawati itu hanya ingin bertanya tentang koalisi yang mendukungnya bersama Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres. Namun, sontak Prabowo sebut bahwa media tersebut sudah menjadi partisan."Jakarta Post? Itu sudah mendukung menjadi partisan. Untuk Jakarta Post saya tidak mau jawab. Terima kasih," ujar Prabowo di lokasi, Senin (14/7).Namun, mantan Danjen Kopassus itu kesalahan bukan pada sang pewarta melainkan pemilik media tersebut. Editorial koran tersebut memang telah menyatakan berpihak pada Jokowi-JK."Ini bukan salah anda, ini salah pemilik (The Jakarta Post) media anda," tegasnya.Usai melakukan jumpa pers, Prabowo yang melewati sang wartawati tersebut langsung berkata lagi. Menurutnya, The Jakarta Post sudah tidak demokratis."Karena pemilik kamu (Jakarta Post) brengsek, tidak menjunjung demokrasi," terangnya.
Liput halal bihalal di Prabowo-Hatta, wartawan Metro TV diusir
Masih dalam kampanye Pilpres 2014, Reporter dan kamerawan Metro TV diusir saat meliput acara halal bihalal yang diadakan tim Prabowo-Hatta di Rumah Polonia. Pengusiran tersebut dilakukan oleh sejumlah tamu yang menghadiri halal bihalal.Dari pantauan merdeka.com di lokasi, sekitar pukul 14.30 WIB para tamu yang berada di bibir panggung meneriaki reporter dan kamerawan Metro TV tersebut dan langsung menyuruhnya keluar. Mereka menuding Metro TV telah berpihak ke kubu Jokowi-JK."Keluar, keluar, keluar Metro TV," teriak para tamu, Minggu (3/8).Akhirnya, reporter dan kamerawan itu melangkah keluar melewati pagar samping kanan Rumah Polonia. Di bawah guyuran hujan mereka keluar diiringi teriakan."Huuu... Keluar Metro TV... Huuu," sorak para pendukung Prabowo- Hatta.
Diusir, wartawan boikot Mukernas PPP di Bogor
Semua awak media diusir dari ruang arena Mukernas III Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kubu Emron Pangkapi dkk yang digelar di Bogor medio April tahun lalu. Padahal, sejumlah media hanya ingin mengabadikan momentum kedatangan Suryadharma Ali di lokasi."Ini sidang, hormati dong, wartawan keluar wartawan keluar aja," teriak salah satu Ketua DPW PPP di ruang sidang Mukernas III di Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/4).Kemudian, pasukan keamanan yang terdiri dari Pemuda Kabah dan laskar Rahmat Yasin memaksa awak media keluar dari ruang arena Mukernas. Padahal para wartawan hanya meminta izin satu atau dua menit mengabadikan gambar SDA.Semua wartawan pun gerah dengan ulah panitia yang dengan kasar mengusir awak media. SDA pun terlihat seperti terdakwa yang bakal diadili oleh Kubu Emron dkk dalam Mukernas ini.Selanjutnya, semua kartu atau ID press panitia Mukernas dibuang saja oleh semua awak media. Baik itu media TV, cetak dan elektronik."Kurang ajar ini panitia, kasar banget. Padahal kita sudah sopan dan izin satu atau dua menit mengambil gambar suasana Mukernas," kata salah seorang wartawan media nasional dengan penuh kecewa.
Wartawan Trans Corp dilarang masuk ke acara lawan SBY
Sejumlah kader Partai Demokrat penentang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar acara 'Deklarasi Kaukus Penyelamatan Partai Demokrat' di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Kamis (30/4). Acara tersebut mengundang sejumlah wartawan dari berbagai media massa.Namun, pihak panitia rupanya membuat pengecualian terhadap media grup Trans Corporation atau Trans Corp. Alasannya, grup media milik Chairul Tanjung itu dituduh berhubungan erat dengan SBY sehingga dikhawatirkan kehilangan daya kritisnya."Wartawan atau reporter atau fotografer dari Trans TV, Trans 7, Detik.com, Majalah Detik.com, CNN Indonesia, maupun Net-TV, mohon maaf kami tidak mengundang anda serta mempersilakan anda masuk, karena media anda terkait dengan SBY dan kroninya. Harap Maklum," demikian isi tulisan pelarangan itu.Menurut salah satu panitia Zainudin, pihaknya memang sengaja membuat aturan tersebut. "Kami tidak mengundang dan tidak mengizinkan mereka masuk karena setiap berita mengenai kritikan terhadap SBY selalu tidak ditulis atau malah diputarbalikkan fakta sehingga buat apa kami undang," katanya.Untuk diketahui, beberapa pihak ada yang tak ingin SBY kembali menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kembali. Namun, bagi para loyalis, figur SBY masih sangat pantas pimpin partai berlambang Mercy itu. Penetapan ketua umum partai besutan SBY ini akan dilakukan dalam Kongres III di Surabaya pada 11 Mei mendatang.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto buka suara soal banyak tuduhan negatif kepada dirinya pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMasa tenang Pemilu 2024 dimulai 11 Februari hingga 13 Februari. Kampanye politik pun dilarang digelar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo diisukan sakit usai mengunjungi Sumedang (30/1) dan dilarikan ke RSPAD untuk menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo tidak ambil pusing dengan nilai yang diberikan kepadanya itu. Dengan logat betawi, ia menyebut tak mau memikirkannya.
Baca SelengkapnyaSaat tiba, Prabowo yang mengenakan pakaian dan topi serba cokelat ini langsung disambut oleh SBY.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.
Baca Selengkapnya"Sebagai warga negara tentu berhak melaporkan. . Kami serahkan kepada Bawaslu," tuturnya," kata Anies
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menghargai sikap partai NasDem yang mau kembali rukun setelah Pilpres 2024 selesai.
Baca Selengkapnya