Dari lurah hingga presiden minta berkah ke makam RA Kartini

Merdeka.com - 21 April diperingati sebagai hari Kartini. Perjuangan tokoh wanita kelahiran Jepara, 21 April 1879 silam itu telah menginspirasi wanita di Tanah Air. Karenanya, tak heran Raden Adjeng (RA) Kartini telah menjadi idola.

Berbagai cara dilakukan wanita Indonesia sebagai bentuk rasa kagumnya kepada RA Kartini. Salah satunya adalah mengunjungi makamnya yang terletak di Mantingan, Bulu, Jepara, Jawa Tengah.

Jelang dan setelah hari Kartini, makam tersebut ramai didatangi para peziarah yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Mayoritas tujuan kedatangan para peziarah ke makam RA Kartini untuk mencari berkah.

Tak hanya itu, mereka bahkan rela berdoa berlama-lama di depan makam yang lokasinya berada 17 Kilometer dari Kota Rembang itu. Hal itu dilakukan agar keinginan mereka dikabulkan.

"Mereka yang datang dari berbagai daerah selalu membawa keinginan, berdoa dan meminta berkah supaya dikabulkan keinginannya mereka. Mulai dari keinginan agar anaknya lulus ujian, mendapatkan jodoh dan naik jabatan," tegas juru kunci makam RA Kartini, Muhammad Sahid (64), saat ditemui merdeka.com di sekitar makam RA Kartini, Selasa (23/4).

Menurutnya, banyak dari peziarah yang datang kembali ke makam RA Kartini. Biasanya mereka datang di hari-hari tertentu saja.

"Para peziarah kebanyakan minta berkah. Kesulitan apa anaknya ujian, lama tidak dapat jodoh, mau menjadi lurah, naik jabatan dan pendaftaran sulit pasti ke sini. Neng ndilalah kersaning Allah diparingi gampang (secara kebetulan doa mereka dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa). Ada juga yang pingin anaknya pintar seperti Kartini. Ada juga orang sakit pingin sembuh," jelas Sahid yang sudah menjaga makam RA Kartini sejak 1979 bersama keponakanya Wartono ini.

Dia mengatakan, selama April, makam RA Kartini dari hari ke hari ramai dikunjungi peziarah. "Hari-hari biasa sepi tidak ada tamu. Bulan April sampai tanggal 17 sepi. Jumat mulai bertambah sampai sekarang puncaknya," jelasnya.

Selain makam RA Kartini, di areal tersebut juga terdapat dua makam lainnya antara lain; makam istri pertama RM Djojodiningrat, RA Sukarmilah dan makam Sri Urip, putra istri ketiga GBRA Bendoro Muryati (putri Pakubuwono IX yang makamnya di Imogiri). Sementara, di luar pagar terdapat puluhan makam. Mereka merupakan keluarga dari mantan Bupati Rembang RM Djojodiningrat.

Makam RA Kartini sudah dua kali menjalani pemugaran. Pemugaran pertama dilakukan pada 1979 oleh putra mantan Presiden Soeharto, Hutama Mandala Putra atau yang akrab disebut Tommy Soeharto.

"Pemugaran saat itu menambah sirap dan membuat jalan masuk. Kedua Hutomo Mandala Putra membangun Joglo makam keseluruhan, keramik, marmer dinding," ungkapnya.

Sementara, makam RM Djojodiningrat yang berada di sebelah kiri kompleks makam dibangun dengan sederhana, tidak seperti makam RA Kartini yang berdindingkan marmer dan berlantaikan keramik.

Selain peziarah dari kalangan masyarakat biasa, makam RA Kartini juga dulunya kerap didatangi oleh sejumlah pejabat, termasuk beberapa mantan presiden. Mereka di antaranya; mantan Presiden Soeharto beserta keluarga, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Adam Malik, dan mantan Menteri Penerangan di era Orde Baru Harmoko.

"Sekarang tak ada satu pun pejabat yang ke sini termasuk SBY juga tidak pernah ke sini," tegasnya.

Tiap memperingati hari Kartini, warga selalu menggelar acara wayang kulit. Acara itu digelar sebagai bentuk rasa syukur warga terhadap berkah yang diberikan kepada mereka.

"Sejak dulu wayangan setiap malam peringatan hari Kartini. Ada beberapa dalang Rembang sini sendiri yang pernah tampil di antaranya dalang Nandar, Karseno dan Sigit dari Rembang. Untuk mala mini (kemarin) Ki Danang Dwi Irawan dari Rembang dan Ki Sugat Kencono dari Lasem yang tampil," katanya.