Dapat bunga dari warga yang menolak diwakili, ini kata Fadli Zon
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon tak mempermasalahkan adanya kiriman bunga dari masyarakat yang berisi sindiran soal persetujuan usulan penggunaan angket KPK. Menurutnya, selain sebagai media aspirasi dari masyarakat, karangan bunga juga memberikan keuntungan bagi para pedagang.
"Kalau misalnya sekarang karangan bunga itu berfungsi sebagai pesan-pesan kirimkan ke instansi-instansi ya boleh juga, bagus bagi pedagang bunga," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5).
Fadli menyarankan, pengirim bunga lebih baik menggunakan uangnya untuk membeli sembako atau didonasikan untuk anak yatim piatu ketimbang membeli karangan bunga.
"Cuma mungkin sayang saja, bisa saja itu dibelikan untuk sembako, buat anak yatim dan lain-lain," tegasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini pun justru mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mengirimkan karangan bunga tersebut. Akan tetapi, dia mengklaim tidak mengetahui isi pesan yang disampaikan.
"Oh saya enggak pernah liat. Pernah liat fotonya saja, tapi ya enggak apa-apa. Kita ucapkan terima kasih," pungkasnya.
Sebelumnya, Sebuah karangan bunga bertuliskan pesan unik dikirimkan oleh masyarakat ke Gedung DPR sekitar pukul 16.30 WIB. Karangan bunga tersebut di tujukan kepada 3 pimpinan DPR yakni Ketua DPR Setya Novanto, dan dua wakilnya Fahri Hamzah serta Fadli Zon. Dalam karangan bunga itu, tertulis 5 nama pengirim, diantaranya Endi, Livia, Ningsih, Riri dan Didi.
Karangan bunga itu berisi kekecawaan warga atas disetujuinya usulan penggunaan hak angket untuk mendesak KPK membuka rekaman BAP srikandi Hanura Miryam S Haryani. Ketiga pimpinan DPR ini terutama Fahri Hamzah diketahui ikut hadir sebagai pimpinan rapat persetujuan angket KPK dalam rapat paripurna pada Jumat (28/4).
Awalnya karangan bunga itu dikirimkan dengan mobil bak terbuka di depan Gedung Nusantara III. Namun, saat awak menyadari keberadaan karangan bunga itu, petugas pengamanan dalam (Pamdal) langsung mengangkatnya ke atas mobil bak terbuka.
Para awak media akhirnya mengejar mobil bak berisi karangan bunga tersebut. Petugas Pamdal pun sempat melarang wartawan mengambil foto karangan bunga tersebut.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaSelain daya beli masyarakat, masih ada tiga tantangan yang akan dihadapi usai kenaikan suku bunga acuan.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara yang paling klasik dan berkesan untuk merayakan Hari Ibu adalah dengan memberi kado bunga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaSang jenderal diketahui memborong hingga memberi segepok uang ke sang penjual bakso.
Baca SelengkapnyaAda beberapa faktor yang menyebabkan bunga menjadi mahal harganya.
Baca SelengkapnyaBukti kasih sayang seorang kakek yang membela cucunya dari amarah sang ayah. Perlakuan si kakek melindungi cucunya itu sontak memantik rasa simpati publik.
Baca SelengkapnyaMulanya ia membeli dua ekor kambing perah untuk konsumsi pribadi. Namun kini sudah memiliki 140 ekor dengan omzet capai Rp40 juta per bulan
Baca SelengkapnyaPria ini bagikan kisah jadi anak tunggal bayi tabung. Semua keinginan tercapai.
Baca Selengkapnya