Danang tembak kucing, Letnan Sumo hancurkan tiga pesawat Belanda
Merdeka.com - Seorang pria bernama Danang Sutowijoyo dibully di jejaring sosial. Di akun Facebook dan twitternya, Danang mengunggah foto kucing yang dia tembak mati. Danang seolah bangga menembak kucing.
Dulu zaman perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949, tentu tak ada pejuang bangga menembak kucing. Kalau sudah menembak mati tentara Belanda baru bangga. Apalagi menghancurkan pesawat atau tank musuh.
Ada kisah menarik tentang penembak jitu saat perang kemerdekaan. Namanya Sumo, seorang prajurit TNI, operator senapan mesin berat 12,7 mm. Berondongan peluru yang ditembakan Sumo jitu hingga menjatuhkan pesawat-pesawat tempur Belanda dalam pertempuran di sekitar Surabaya.
"Sumo terkenal atas jasa-jasanya. Waktu mundur dari Surabaya dia menjatuhkan tiga pesawat terbang Belanda dengan 12,7 mm dan 2 cm anti aircraft gun-nya," tulis Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH dan diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.
Di halaman 20 buku tersebut, Soemitro menuliskan kesannya soal Sumo. Menurut Sumitro, Sumo kebal peluru. Kemana-mana dia membawa keris.
Tahun 1965, Sumo berpangkat Letnan. Dia menjadi pengawal pribadi Brigjen Soemitro yang menjabat Panglima di Kalimantan.
Soemitro mengingat Letnan Sumo sangat setia. Saat itu di Kalimantan Soemitro sering bersitegang dengan tokoh-tokoh PKI. Termasuk beberapa perwira TNI beraliran kiri.
"Ia melihat saya marah langsung mengambil jeep. Entah punya siapa. Dia pasang M-23 di atas jeep itu lalu keliling kota memperlihatkan senjata yang dia miliki kepada umum. Itu saya tahu setelah dia menjemput saya," kata Soemitro.
Walau Letnan Sumo setia dan jauh lebih tua, hampir seumur ayah Soemitro, namun jenderal berperawakan tambun ini kasar pada pengawalnya. Soemitro kerap marah-marah dan membentak Letnan Sumo dengan bahasa Jawa ngoko atau rendah.
Nah, Jenderal Soemitro ini sering bersemedi di Trowulan. Di sana dia mendengar bisikan dalam Bahasa Jawa. Kata-kata itu bersifat menegur. "Wis waktune kowe ngajeni wong tuo iku."
Artinya kira-kira sudah saatnya kamu menghormati orang tua itu. Soemitro merasa disindir. Dia sadar Letnan Sumo punya banyak jasa. Bahkan ayah Soemitro pun pernah menitipkan putranya pada Letnan Sumo.
"Muncul kenangan dulu waktu saya akan berangkat ke Kalimantan Timur, Pak Sumo dipanggil oleh ayah saya dan ayah saya bicara padanya. 'Aku titipkan anakku padamu. Anggaplah dia sebagai anakmu sendiri'. Kalimat itu terpateri di kepala saya."
Maka sejak hari itu Soemitro tak galak lagi. Dia memakai Bahasa Jawa tinggi kalau berbicara dengan Letnan Sumo.
"Sejak itu pula saya tak pernah memarahinya. Saya hormat kepadanya," beber Soemitro.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut potret rumah mewah terbengkalai usai pemiliknya meninggal dunia. Ternyata atapnya pakai pesawat.
Baca SelengkapnyaMaskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.
Baca SelengkapnyaDiduga, truk kehilangan kendali sehingga terguling dalam perjalanan dari arah Cianjur menuju Bandung barat.
Baca SelengkapnyaLetnan satu-satunya yang memiliki darah asli Indonesia ini harus mengakhiri hidupnya dengan kecelakaan pesawat yang menimpanya pada tahun 1941.
Baca SelengkapnyaSetidaknya butuh waktu 30 menit setelah pesawat yang ditumpangi tiba untuk mengambil bagasi dari mesin conveyer.
Baca SelengkapnyaDari hasil rekapitulasi jumlah kendaraan pada arus mudik dari Merak ke Bakauheni yang didata Polda Banten sebanyak 259.216 kendaraan bermotor.
Baca Selengkapnya