Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dampak Larangan Ekspor CPO, Apkasindo Sebut 1 Juta Orang di Sumsel Terancam Miskin

Dampak Larangan Ekspor CPO, Apkasindo Sebut 1 Juta Orang di Sumsel Terancam Miskin cpo. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Petani kelapa sawit di Sumatera Selatan masih mengeluhkan larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh pemerintah. Kebijakan larangan dinilai akan membuat satu juta warga di provinsi itu miskin mendadak.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumsel Yunus. Satu juta orang tersebut merupakan akumulasi dari 250 ribu kepala keluarga yang mencari nafkah sebagai petani sawit swadaya. Satu kepala keluarga setidaknya menanggung tiga sampai empat orang di dalam keluarga.

"Satu juta warga Sumsel dan 16 juta warga Indonesia terancam miskin karena larangan ekspor CPO. Mereka selama ini bergantung hidup dari sawit," ungkap Yunus, Rabu (18/5).

Dikatakan, 250 ribu KK tersebut mengelola secara swadaya 500 ribu hektare sawit di Sumsel. Petani sawit tak bisa berbuat banyak lantaran harga komoditi itu sekitar Rp1.000 sampai Rp1.200 per kilogram saja yang awalnya tembus Rp3.000 per kg.

"Jangan kan untuk perawatan, untuk makan saja kami kesulitan dengan harga segitu. Padahal perawatan sangat perlu karena mengancam keberlangsungan pohon sawit ke depan," ujarnya.

Tidak hanya harga, petani juga dibuat bingung lantaran ada pembatasan pembelian di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Jika sebelumnya tidak ada pembatasan pembelian, kini pabrik hanya mampu membeli 50-100 ton saja. Alhasil banyak tandan buah segar (TBS) sawit terancam busuk dan akhirnya terbuang lantaran tangki CPO di PKS penuh.

Di Sumsel sendiri terdapat 75 PKS yang sebagian besar membeli hasil panen petani swadaya. Pabrik-pabrik itu terancam tutup atau tak lagi beroperasi jika larangan ekspor masih berlaku.

"Jika sampai PKS tidak mau membeli atau bahkan tutup, kami tidak ada lagi penghasilan, otomatis kami miskin mendadak," kata dia.

Melihat kondisi ini, petani berharap pemerintah segera mencabut kebijakan itu karena sama sekali tidak menguntungkan sektor hilir, seperti petani dan PKS. Kebijakan tersebut juga berpengaruh besar terhadap sektor hulu, seperti produk turunan sawit dan sentra kelapa sawit.

"Tidak ada waktu lagi kecuali sekarang dan secepatnya cabut kebijakan itu. Kebijakan itu keliru, sangat keliru dan tidak manusiawi," pungkasnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemda dan Petani Aceh Sambut Gembira serta Terima Kasih Atas Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi
Pemda dan Petani Aceh Sambut Gembira serta Terima Kasih Atas Tambahan Alokasi Pupuk Subsidi

Pemda dan Petani menyambut gembira karena memasuki musim tanam tahun ini tak perlu khawatir lagi soal ketersediaan pupuk.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak

Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.

Baca Selengkapnya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Aksi Tawuran Antar Warga Pecah di Palmerah, karena Saling Ejek-Ejekan
Aksi Tawuran Antar Warga Pecah di Palmerah, karena Saling Ejek-Ejekan

"Jadi awal mulanya dari ledek-ledekan tentang pemuda," kata Kapolsek Palmerah, Kompol Sugiran

Baca Selengkapnya
Pos Pantau Pintu Air Palmerah Ambruk Jatuh ke Sungai, Ini Dugaan Penyebabnya
Pos Pantau Pintu Air Palmerah Ambruk Jatuh ke Sungai, Ini Dugaan Penyebabnya

Tembok pos pantau pintu air penyaringan Palmerah, Jakarta Barat ambruk akibat hujan deras

Baca Selengkapnya
Awalnya Hanya Pedagang Pempek Keliling, Pria Asal Sumsel Ini Sukses Dirikan Industri Batu Bara
Awalnya Hanya Pedagang Pempek Keliling, Pria Asal Sumsel Ini Sukses Dirikan Industri Batu Bara

Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Itulah yang dibuktikan oleh seorang pengusaha ulung dari Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya
Jelang Pencoblosan, Pj Gubernur Agus Fatoni Ingatkan ASN di Sumsel Netral di Pemilu 2024
Jelang Pencoblosan, Pj Gubernur Agus Fatoni Ingatkan ASN di Sumsel Netral di Pemilu 2024

atoni mengajak seluruh pihak untuk mempertahankan kondusifitas daerah, menjaga Provinsi Sumsel agar aman dan damai.

Baca Selengkapnya
Sopir Pemerkosa Penumpang Angkot di Aceh Barat Dicambuk 154 Kali
Sopir Pemerkosa Penumpang Angkot di Aceh Barat Dicambuk 154 Kali

Kejari Aceh Barat mengeksekusi hukuman cambuk sebanyak 154 kali terhadap RD (26), warga Labuhan Haji, Aceh Barat Daya yang terbukti memerkosa penumpang angkot,

Baca Selengkapnya