Cerita jam tangan & gitar semangat ala Gus Ipul untuk pedagang di PGS
Merdeka.com - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya untuk memantau kondisi perekonomian yang terpengaruh usai tindakan terorisme yang terjadi pekan lalu. Dalam kunjungan tersebut Gus Ipul juga membeli jam tangan dan gitar.
"Saya ingin memastikan bahwa kondisi ekonomi di Jawa Timur, khususnya di Surabaya sudah pulih dan tak terpengaruh," ujarnya di sela kunjungannya di Pusat Grosir Surabaya (PGS), Sabtu (19/5) lalu.
Di Jawa Timur, selama dua hari, 13-14 Mei 2018, lima insiden ledakan terjadi, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.
Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada Senin (14/5) pagi pukul 08.50 WIB bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.
Berbagai aksi terorisme yang terjadi, kata dia, diakuinya sangat memprihatinkan dan meminta masyarakat untuk tetap tenang serta beraktivitas seperti biasa.
"Terlebih ini adalah bulan suci Ramadan. Semoga segala aktivitas kita dicatat oleh Allah SWT dan tetap jangan lupakan ibadah," ucap Wagub Jatim yang sedang izin cuti karena mengikuti kampanye tersebut.
Sementara itu, pada kunjungannya di PGS, Gus Ipul sempat berdialog dengan sejumlah pedagang, termasuk membeli jam tangan seharga Rp 100 ribu. Gus Ipul membeli jam tersebut untuk memberi semangat kepada pedagang. Selain itu jam tangan tersebut ternyata juga hasil produksi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jatim.
Tak itu saja, pasangan Puti Guntur Soekarno di Pilkada Jatim 2018 tersebut juga membeli gitar buatan UMKM asal Mojokerto seharga Rp 250 ribu. "Ternyata produk-produk UMKM sangat luar biasa dan ini membuktikan produk mereka mampu bersaing, termasuk dengan barang milik luar negeri," kata mantan Menteri Pembangunan Percepatan Daerah Tertinggal tersebut.
Salah seorang pedagang, Marwoto, mengakui pengaruh insiden ledakan bom di Surabaya berimbas pada 1-2 hari setelah kasus terorisme karena diperkirakan masyarakat takut ke luar rumah.
"Tapi, setelah itu sudah normal dan tidak terlalu besar pengaruhnya sehingga bisa dipastikan aman, khususnya berkaitan dengan penjualan produk-produk di PGS ini," kata pedagang jam tangan tersebut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi detik-detik pengumuman penempatan tugas para perwira muda. Mereka tampak sangat tegang dan siap.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaSeorang lagi anggota Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, Sabtu (17/2).
Baca SelengkapnyaGudang itu rencananya akan dipindah jauh dari pemukiman seusai insiden tersebut.
Baca Selengkapnya