Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Eks Petinggi KPK Berniat Terjun ke Politik dan Wacana Mendirikan Parpol

Cerita Eks Petinggi KPK Berniat Terjun ke Politik dan Wacana Mendirikan Parpol 57 pegawai KPK yang tidak lolos TWK. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Mantan Kepala Bagian Perancangan Peraturan dan Produk Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rasamala Aritonang membeberkan niatnya terjun ke dunia politik. Hingga tergulir wacana mendirikan partai politik bernama Serikat Pembebasan.

Kepada merdeka.com, Rasamala atau yang akrab disapa Mala itu, menjelaskan bahwa wacana tersebut berangkat dari keresahaannya atasi masalah strategis, hingga terjewantahkan melalui diskusi yang salah satu hasil masalahnya ada pada sistem politik.

"Jadi lebih spesiifik lagi isunya sebanarnya isu politik kita yang belum mengakomodasi semua kepentingan publik. Terutama dalam konteks mendorongan demokrasi yang lebih berkualitas, dan juga penegakan hukum dan seterusnya di pemberantasan korupsi yang lebih kuat dan itu belum nampak itu, padahal kepentingan publik begitu luas disitu," ujarnya.

Alhasil, lanjut Mala, muncullah gagasan politik cerdas, berintegritas yang secara konkrit difikirkan dengan membangun satu partai politik yang bersih, kredibel, akuntabel dan berintegritas untuk kemudian diharapkan menjadi diskursus di masyarakat.

"Ya orang bilang sih, kan susah dirikan parpol. Iya emang ini mimpi, semua orang juga punya mimpi dan mungkin diluar banyak orang yang punya mimpi yang sama. Nah gw sih melihat peluang itu untuk bisa, membangun diskursus paling tidak sebagai diskursus publik semua orang bisa ikut ngobrolin dulu mendiskusikan ini," ujarnya.

Akan tetapi, Mala menegaskan tak mau melanglah secara gegabah untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Karena dia sadar, terjun ke dunia politik bukan persoalan yang sederhana, termasuk opsi jika bergabung dengan partai.

"Dan tiba-tiba terus mau gabung oartai politik atau apa. Enggak lah belum sejauh itu langkah yang ini. kita masuk dalam diskursus, bagaimana kita sama-sama menata lagi nih, menata sisten politik, tata kelola partai politik yang lebih baik. Ini dulu," katanya.

Tanggapan Parpol Buka Pintu

Ibrat gayung bersambut, wacana dari Mala direspon baik sejumlah kalangan partai politik dan mempersilahkan bila ingin bergabung. "Ya kalau buat parpol kita terima kasih, artinya ada yang ingin membangun diskursi itu kan," kata Mala.

Namun demikian, Mala kembali menegaskan langkahnya saat ini bukan untuk secara terburu-buru terjun ke dunia politik. Melangkah langsung dengan pragmatis masuk ke partai politik untuk meminta pendaftaran masuk partai.

"Ini kita bicara dulu soal diskursusnya, mau ngebangun tatakelola yang lebih baik. Bagaimana ngebangun parpol yang di dalamnya lebih akuntabel yang ketika ngomong citra, partai demokratik bagaimana citranya terbuka di dalam partai sendiri itu sebenarnya gagasan besarnya," ujarnya.

"Nah kalau kita sudah lebih mantang, gagasan itu, baru kita bisa bicara sebeluk. Jadi bagaimana nih, apakah parpol yang saat ini bisa untuk perbaikan ke arah sana. atau justru kita memang harus bikin sendiri," lanjutnya.

Maka dari itu, Mala mengungkap dirinya sangat ingin untuk bertemu tokoh-tokoh bangsa untuk mendiskusikan gagasan tersebut untuk nanti mendengarkan masukan dari mereka. Apakah mungkin membentuk partai politik yang kredibel, bersih, dan akuntabel.

"Kemarin gue bilang gue pengen deh ngomongin ini ke tokoh-tokoh bangsa. Bukan ketum atau pendiri partai. Yang punya visi besar, punya konsern soal lingkungan hidup, pemberantasan korupsi, soal HAM dan seterusnya untuk mengobrol bagaimana si kita bisa mengisi ruang strategis negara," bebernya.

Lebih lanjut, Mala menegaskan bahwa wacana soal partai politik bukanlah atas lahir atau mengklaim nama Mantan Pegawai KPK, apalagi Novel Baswedan. Kata Mala, wacana itu hanya timbul dari hasil diskusi secara personal.

Bersama Lakso Anindito, eks Penyidik Muda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dipecat paling akhir setelah menuntaskan pendidikannya, Mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Hotman Tambunan, serta Novariza mantan Fungsional Pjkaki.

"Engga, engga (bukan Novel Basweda) gue diskusi ini sangat mendalam langsung ke Lakso Anindito, Hotman Tambunan, dan Novariza hanya berempat. Personal dan ini adalah gagasan personal antara kami berempat," jelasnya.

"Ini tidak terhubungan dengan teman-teman yang lain. Tapu kalau teman yang lain tau ya tau, gue ada gagasan ini, kalau teman yang lain support aja ya. Support lah namanya gagasannya perubahan. Tetapi ini tidak atasnamakan, tidak mengklaim teman-teman yang lain. Ini adalah gagasan yang sepenuhnya personal di kami gitu," lanjutnya.

Dari diskusi itu, Mala mengatakan mereka berempat memulai diskusi soal partai politik yang konsen salah satunya dengan isu-isu korupsi mulai dibahas publik. Karena hal itu sangatlah menarik, untuk suatu perubahan.

"Misalnya jadi mau apa sih, ya kalau jadi harusnya partainya gini konsepnya bicara soal mengedepankan kepentingan marjinal selama ini yang tidak dapat ruang, buat sektor korupsi, lingkubgan hidup. Tapi tetep gue engga mau terburu-buru blunder," tuturnya.

Mau Dirikan Partai

Sebelumnya, Mantan Kepala Bagian Perancangan Peraturan dan Produk Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rasamala Aritonang menyebut dirinya masih ingin berkontribusi besar bagi Indonesia. Dipecat dari KPK tak mengurungkan niat Rasamala berkontribusi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.

"Saya masih tertarik kok untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dengan apa yang saya miliki," ujar Rasamala kepada Liputan6.com, Rabu (13/10).

Dia menyebut, untuk memberikan kontribusi dalam pemberantasan korupsi tak harus berada di lembaga antirasuah. Apalagi, kini pegawai KPK berstatus aparatur sipil negara (ASN), bukan independen.

Salah satu hal yang dia pikirkan untuk turut membantu membawa perubahan bagi Indonesia yakni dengan mendirikan partai politik. Menurutnya, partai politik bisa menjadi kendaraan perubahan.

"Saya malah tertarik bikin partai politik, atau bisa juga masuk parpol. Kalau bisa bikin partai nanti saya namakan 'Partai Serikat Pembebasan'. Partai politik bisa jadi jalan untuk kendaran perubahan, tentu dengan prinsip utama integritas," kata dia.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menangkan Pilkada 2024, Cak Imin Tegaskan PKB Terbuka Koalisi dengan Siapa saja
Menangkan Pilkada 2024, Cak Imin Tegaskan PKB Terbuka Koalisi dengan Siapa saja

Cak Imin menegaskan partainya terbuka berkoalisi dengan partai politik manapun.

Baca Selengkapnya
Usai KPU Umumkan Pemenang Pilpres dan Pileg, Surya Paloh Bakal Temui Parpol di Luar Koalisi Perubahan
Usai KPU Umumkan Pemenang Pilpres dan Pileg, Surya Paloh Bakal Temui Parpol di Luar Koalisi Perubahan

Surya Paloh menilai pentingnya menjaga komunikasi dengan partai politik lain setelah pemilu.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024
Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024

Masyarakat Kaltim Berhasil Jaga Kondusifitas Pasca Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Lengkap dengan Sejarah dan Kiprahnya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 4 partai pemenang pemilu 1955, sejarah, kiprahnya di dalam dunia perpolitikan.

Baca Selengkapnya
JK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan
JK Nilai Hak Angket Dugaan Kecurangan Pemilu 2024 Cegah Parlemen Jalanan

JK kembali mengajak pihak-pihak keberatan dengan hasil Pemilu 2024 menempuh jalur konstitusional.

Baca Selengkapnya
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran

Ara menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
PKS: Membangun Bangsa Sampai Sakaratul Maut
PKS: Membangun Bangsa Sampai Sakaratul Maut

Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar mengatakan hari ini Rabu (24/04) sekitar jam 3 sore ini pihaknya akan bertemu dengan NasDem.

Baca Selengkapnya
KPK Ungkap Pencarian Harun Masiku
KPK Ungkap Pencarian Harun Masiku

Kasatgas KPK mengaku belum ada perkembangan terbaru keberadaan DPO politikus PDI Perjuangan itu.

Baca Selengkapnya
Polres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024
Polres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024

Deklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya