Cerita Din sindir kisruh Muktamar NU hingga wacana bikin parpol
Merdeka.com - Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan, berjalan lancar, bahkan hampir minus kekurangan. Kondisi ini berbeda dengan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang Jawa Timur, yang terpaksa molor lantaran sempat terjadi kekisruhan.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menanggapi dua kondisi ini. Dia membandingkan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah yang disebutnya adem ayem dengan Muktamar NU yang diwarnai adu mulut antar kiai.
"Muktamar NU di Jombang yang sempat dikabarkan ricuh akibat pendukung yang berafiliasi dengan calon tertentu kita doakan berjalan lancar. Muhammadiyah malah adem-ayem karena persaudaraan yang besar," kata Din di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Menurutnya di Muhammadiyah tidak memiliki tradisi berkonflik dan berebut dalam pergantian kepemimpinan. Apalagi momentum suksesi salah satu organisasi Islam terbesar ini dipantau banyak pihak.
"Saya harapkan tidak perlu ada cara-cara negatif menjelang pemilihan. Di sini banyak pengamat asing dan harus kita jaga ukhuwah dan harus berpikir jernih untuk menjaga nama Muhammadiyah," terang dia.
Jika Muhammadiyah sukses menggelar muktamar yang berkualitas dan bermartabat, Din yakin organisasi Islam yang didirikan A Dahlan ini akan menjadi contoh bagi ormas lainnya. Organisasi keagamaan tidak boleh berebut jabatan dengan cara politik praktis.
"Jadikan ini muktamar teladan bagi bangsa dan dunia. Islam yang sangat luar tidak dapat direduksi predikat-predikat tertentu. Dengan Islam berkemajuan kita menjadi umat Islam yang berkemajuan," ujar Din.
Dia mengajak kepada para muktamirin untuk menyikapi perbedaan pendapat dengan cara yang bermartabat. Penyampaiannya pun tidak harus dengan teriak-teriak.
"Enggak usah teriak-teriak ada banyak kamera. Kalau ada yang teriak-teriak, enggak ada bedanya dengan yang lain," imbaunya.
Jika terjadi kegaduhan dalam muktamar, Din menegaskan, tidak hanya merusak Muhammadiyah sendiri namun juga nama Muhammad. Karena itu, Din berharap muktamar bisa berjalan dengan baik sampai selesai.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud Sindir Parpol Peroleh Suara 2%: Jangan Mimpi Masuk Senayan Putusan MK soal Ambang Batas Berlaku di Pemilu 2029
Mahfud membndingkan putusan MK soal batas usia Capres-Cawapres di Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTKN Ingatkan Parpol Pengusung Ganjar dan Anies Gabung Koalisi Ikut Aturan Main Prabowo-Gibran
TKN tidak mempermasalahkan apabila parpol pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD menolak tawaran gabung koalisi.
Baca SelengkapnyaKetum PBNU Sindir Cak Imin: Yang Meragukan NU-nya Khohifah Malah Enggak Pernah Jadi Pengurus
Ia menyentil, jika pihak yang meragukan ke NU an dari Khofifah Indar Parawansa adalah justru tidak pernah menjadi pengurus dari organisasi NU.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau
Kadispenau kini dijabat Marsekal Pertama TNI Bambang Juniar Djatmiko.
Baca SelengkapnyaKader PPP Dukung Prabowo-Gibran, Mardiono: Bagian Penyusup, Ibarat Orang Salat Jumat Mencuri Sendal
Mardiono mengibaratkan hal itu sebagai seorang yang mencuri sendal saat salat Jumat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu
Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaSuami Perwira Marinir Istri Bintara Polisi, Begini Momen Pasutri Berangkat Kerja Bareng 'TNI Polri Bersatu'
Pasutri TNI-Polri jadi sorotan usai berbagi keromantisan saat hendak bekerja.
Baca SelengkapnyaUsai Dilantik Jadi Petugas Pemilu, Pemuda di Jember Bunuh Diri di Sumur Tua
Sebelum bunuh diri, korban sempat mengaku rindu pada almarhum ayahnya.
Baca SelengkapnyaCak Imin Sindir Pencopotan Ketua PWNU Jatim: Pengurus PBNU PNS Saja
Calon Wakil Presiden nomor urut satu, Muhaimin Iskandar menilai pencopotan KH Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jawa Timur merugikan PBNU.
Baca Selengkapnya