Cerita Brigadir Hanafi jadi korban brutal Jakmania hingga mata buta
Merdeka.com - Nasib nahas menimpa Brigadir Hanafi. Anggota Brimob Polda Metro Jaya ini harus kehilangan mata sebelah kirinya kerena luka benda tumpul akibat aksi brutal dilakukan kelompok suporter klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (Persija); Jakmania.
Kejadian tak mengenakan itu didapat Brigadir Hanafi saat mengamankan pertandingan lanjutan kompetisi 'Torabika Soccer Championship' mempertemukan Persija melawan Sriwijaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (24/6) malam. Kerusuhan itu dipicu saat gawang Persija dijebol pemain Sriwijaya pada menit ke-81.
Saat pertandingan masih berlangsung itulah, seorang anggota Jakmania mendadak menerobos ke lapangan. Kemudian disusul rekannya dengan merusak pagar pembatas di tribun penonton.
"Pertandingan berhenti karena ada penonton yang lompat pagar. Kita halau. Kemudian terjadi perusakan pagar di tribun 13 dan 14. Mereka menjebol pagar tribun dan melompat lapangan. Itu yang terjadi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (26/6).
Brigadir Hanafi saat itu tengah berjaga di pintu tujuh keluar stadion GBK. Diperkirakan saat bentrokan pecah Brigadir Hanafi tak sadar terpisah dengan rekannya.
"Hanafi di gate luar. Cuma yang bersangkutan terpisah dengan teman-temannya. Dia tidak sadar terpisah. Waktu kita bubarkan massa keluar dari Gelora Bung Karno, waktu itu dia ditimpukin massa pas berhamburan ke luar gate 7," kata Awi.
Menurut Awi, selain terkena timpukan dan pukulan, Brigadir Hanafi juga tertimpa pagar pembatas. "Yang bersangkutan juga tertindih pagar pembatas masuk gate," ujar Awi.
Akibat luka didapatnya tersebut Brigadir Hanafi mendapat perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Setelah empat hari dirawat, Brigadir Hanafi harus kehilangan mata sebelah kirinya.
"Bola mata kirinya sudah tak bisa digunakan dan harus diangkat," kata Awi.
Awi mengungkapkan, pengangkatan tersebut karena korneanya sudah rusak serta sudah mengering dan jaringan sarafnya juga sudah rusak. Sehingga sangat membahayakan jika dibiarkan.
"Yang bersangkutan pun dilakukan pengangkatan bola mata korban di RS Pertamina pada Selasa (28/6) sekitar pukul 17.00 WIB," paparnya.
Sementara untuk mata kanannya sendiri, lanjut Awi, masih dilakukan pemeriksaan lanjut. Yang kanan belum, masih diperiksa lebih lanjut oleh medis," tandasnya.
Dalam kasus ini kepolisian telah menetapkan 10 orang menjadi tersangka. "Empat pengeroyokan, satu perusakan mobil lantas dan lima hate speech. Total 10 suporter persija yang diamankan dalam kerusuhan ini," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaIa menangis histeris saat ibunya menolak permintaan maafnya pasca diamankan di kantor kepolisian.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaPolisi menerapkan pemeriksaan ganjil genap (gage) sebelum memasuki Jalur Puncak.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI-Polri bersaudara mudik bareng sebelum Ramadhan.
Baca Selengkapnya