Cerita Abu Bakar As-Siddiq Tidak Terima Gaji saat Jadi Khalifah
Merdeka.com - Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, umat Islam (Muhajirin dan Ansor) mendaulat Abu Bakar As-Siddiq sebagai pengganti Rasulullah. Abu Bakar menjadi pemimpin tertinggi umat Islam dalam berbagai hal, terutama politik pada saat itu.
Abu Bakar menjabat khalifah selama dua tahun lebih. Meski menjadi seorang khalifah, Abu Bakar tidak bersikap semena-mena.
Dalam pidato pelantikannya, Abu Bakar menegaskan, umat Islam tidak wajib patuh kepadanya. Dengan catatan, apabila kebijakan yang dibuatnya selama memerintah menyimpang dari perintah Allah.
"Taati lah saya selama saya taat kepada (perintah) Allah, tetapi bila saya menyimpang dari perintah-Nya, maka gugur lah kesetiaanmu kepada saya," kata Abu Bakar seperti yang ditulis dalam buku Abu Bakar, Sebuah Biografi karya Muhammad Husain Haekal.
Selama menjadi Khalifah, Abu Bakar berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam. Ada dua penaklukan besar yang terjadi pada masa Abu Bakar.
Pertama, penaklukan Irak pada tahun ke-12 Hijriyah. Di antara wilayah yang berhasil dikuasai adalah Mahdhor, Ullais, Nahrud Dain, Anbar dan Ain Tamar. Khalid bin Walid menjadi pimpinan pasukan dalam penaklukan ini.
Kedua, penaklukan Syam. Sesungguhnya penaklukkan baru dimulai pada pada abad ke-13 Hijriyah di bawah perintah Khalifah Abu Bakar dengan Khalid bin Walid sebagai panglima utamanya.
Syam berhasil ditaklukkan penuh pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Prestasi Abu Bakar sebagai seorang khalifah sangat luar biasa. Ia memerangi mereka yang murtad setelah Nabi Muhammad wafat.
Dia juga berhasil mengonsolidasi umat Islam dan bangsa-bangsa yang memberontak menjadi satu kekuatan yang kuat. Hingga akhirnya, Abu Bakar berhasil menerobos dua imperium besar pada saat itu; Bizantium dan Persia.
Di balik kesuksesan Abu Bakar sebagai seorang khalifah, ternyata ada cerita menarik ketika awal-awal dia diangkat menjadi pengganti Nabi Muhammad. Menurut Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs, Abu Bakar tidak menerima gaji sedikit pun selama enam bulan pertama setelah dia diangkat menjadi khalifah.
"Karena negara saat itu belum memiliki pemasukan apapun," kata Hitti.
Padahal waktu itu, Abu Bakar seringkali melakukan perjalanan bolak-balik dari al-Sunh (rumahnya) ke kota Madinah. Abu Bakar menjadikan serambi Masjid Nabi menjadi pusat pemerintahan pada saat itu.
Tidak hanya itu, menjelang akhir hayatnya Abu Bakar tidak senang dengan segala hal yang diperolehnya dari baitul mal (harta Muslimin). Dikutip dari nu.or.id, Abu Bakar mengembalikan semua harta yang dipakainya dari baitul mal, tanpa tersisa.
"Segala yang ada padaku dari harta Muslimin kembalikan lah. Aku sama sekali tidak ingin menggunakan harta itu. Tanahku di tempat fulan dan fulan berikan untuk kepentingan kaum Muslimin sebagai ganti harta mereka yang kugunakan," kata Abu Bakar.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perang Badar merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624 M) di kota Badar.
Baca SelengkapnyaPerang Badar merupakan pertempuran besar pertama yang terjadi antara umat Islam melawan kaum musyrik.
Baca SelengkapnyaSejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut bacaan dzikir sore menjelang Magrib sesuai anjuran Rasulullah SAW.
Baca SelengkapnyaKalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.
Baca SelengkapnyaTerdapat banyak kebaikan dan keindahan dibalik arti assalamualaikum.
Baca SelengkapnyaKisah Nabi Idris adalah salah satu kisah Nabi yang menarik untuk diikuti. Pengalamannya yang luar biasa diiringi dengan hikmah yang kuat bagi umat Islam.
Baca SelengkapnyaKaum Tsamud adalah suatu masyarakat yang hidup setelah kaum Ad, yang juga disebutkan dalam Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaCak Imin berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya