Cari sumbangan, pihak SDN 2 Singaraja manfaatkan siswa disabilitas
Merdeka.com - Cara unik dilakukan SDN 2 Bengkala kecamatan Kubutambahan di Buleleng, Bali dalam meraup dana sumbangan sekolah. Pihak sekolah memanfaatkan sejumlah siswa penyandang disabilitas untuk meminta sumbangan kesejumlah turis asing yang berkunjung.
Umumnya turis asing ini datang ke sekolah untuk tujuan study penelitian. Lantaran hanya di SD ini yang mampu menyatukan program belajar mengajar antara yang normal dengan siswa yang cacat fisik terutama tuli bisu.
Di sekolah ini baru ada 4 siswa bisu yang masuk program sekolah ini, dan mereka memperoleh uang saku sebagai bekal sekolah sebesar Rp 2 ribu per siswanya setiap hari dari pihak yayasan.
Namun sayang, untuk mengupayakan bekal tersebut pihak sekolah harus 'menodong' setiap tamu lokal maupun mancanegara yang datang ke SDN 2, dengan memungut sumbangan secara sukarela namun wajib, tanpa terkecuali.
"Untuk mengupayakannya, kami minta sumbangan setiap tamu yang datang ke sini secara sukarela dan wajib, untuk ngasih ke siswa kolok (disabilitas) itu," kata Kepala SDN 2 Bengkala Nyoman Wijana, Kamis (26/3) di sekolahnya.
Pernyataan ini, seakan memberikan pemahaman, bahwa keberadaan siswa penyandang disabilitas ini, dijadikan objek sekolah, untuk dapat memperoleh pendapatan. Padahal sekolah itu, sudah mendapatkan dana BOS dan Beasiswa pendidikan.
"Perhatian pemerintah sudah ada, dengan memberikan beasiswa per tahunnya yang itu keluar. Ya, di luar itu kan kami perlu dana setiap harinya untuk siswa, terpaksa langkahnya dengan meminta sumbangan itu," jelas Wijana.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Wayan Lugraheni menilai, tindakan sekolah dengan wajib memungut sumbangan kepada setiap tamu yang datang, merupakan hal yang salah, serta dianggap tidak ikhlas menyelenggarakan pendidikan kepada siswa tersebut.
"Itu tidak boleh seperti itu, jangan sampai nanti ada penilaian sekolah malah memanfaatkan keberadaan siswa kolok di sana untuk dijadikan objek, jelas-jelas ini salah" jelasnya.
Lugraheni pun berjanji, akan segera mengecek kondisi tersebut ke lokasi, agar kejadian ini tidak sampai berlanjut, dan merugikan dunia pendidikan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabar Baik, Penyandang Disabilitas Kini Bisa Ikut Seleksi Bintara-SIPSS
Rekrutmen disabilitas bintara Polri untuk yang menamatkan pendidikan di tingkat SMU dan SMK.
Baca SelengkapnyaPulang Sosialisasi Pemilu, Kapolresta Pekanbaru Cegat Disabilitas
Hati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca SelengkapnyaSambil Meneteskan Air Mata, Curhatan Sang Ibu Awal Kisah Damara Daftar Polisi
Cerita haru datang dari sosok casis disabilitas yang berhasil lolos dalam seleksi SIPSS tahun 2024. Sosoknya adalah Damara Prisma Suganda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pekerjakan Disabilitas, 15 Perusahaan Dapat Penghargaan dari Mensos Risma
Penghargaan ini diberikan atas peran perusahaan dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaPolri Buka Suara Tiga Penyandang Disabilitas Ikuti Seleksi Sekolah Inspektur Polisi
Polri membuka kesempatan penerimaan anggota untuk penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaCurhat Orang Tua Siswa Disabilitas Depan Ganjar: Jarak Sekolah-Rumah 30 Km, Bayar Ojek Rp75.000 Setiap Hari
Saridah, orang tua yang anaknya bernama Yonata, memiliki keterbatasan dan bersekolah di SLB PGRI Nanggulan Kulonprogo.
Baca SelengkapnyaKomisi III Puji Keputusan Polri Jadi yang Pertama Rekrut Kelompok Disabilitas
Dua dari tiga peserta disabilitas lolos hingga tahap akhir rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) lolos hingga tahap akhir.
Baca SelengkapnyaDua Disabilitas Lolos Seleksi Polri, Ini Tugas-Tugasnya
Dua orang peserta penyandang disabilitas itu memperoleh hasil tes yang baik hingga tahap akhir, tak kalah dengan peserta reguler.
Baca SelengkapnyaPuluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan Makanan
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnya