Cari korban di dasar laut, Basarnas butuh kapsul selam berawak
Merdeka.com - Badan SAR Nasional (Basarnas) membutuhkan kapsul selam berawak yang mampu beroperasi di bawah air. Tujuannya untuk mencari korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501 yang berada di dasar laut.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo mengatakan, pihaknya membutuhkan kapsul selam berawak. Sebab sejauh ini hanya Rusia yang mengikut sertakan kapsul selam dalam evakuasi. Akan tetapi, kapsul selam tersebut hanya bisa dioperasikan tanpa awak.
"Untuk kapsul turun ke bawah permukaan air yang dilakukan bukan penyelam, kami belum punya submersible terutama yang berawak. Kalau bisa kami punya yang 'manned' (berawak) tapi itu nanti," ungkap Soelistyo di Kantor Basarnas Pusat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/1).
Seperti dilansir dari Antara, tim gabungan di lapangan membutuhkan kapsul selam berawak agar lebih leluasa dalam mencari korban dan bagian pesawat AirAsia yang diperkirakan tenggelam di perairan sekitar barat daya dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Belum adanya kapsul selam berawak itu merupakan salah satu kendala tim SAR gabungan untuk menemukan korban dan pesawat, termasuk mendapatkan kotak hitam dari AirAsia QZ8501. Kendala lainnya, seperti faktor cuaca yang kurang bersahabat.
Cuaca yang buruk memicu tinggi gelombang laut ada di kisaran tiga-empat meter. Sementara itu, arus bawah air mencapai empat knot sehingga kurang aman bagi penyelam untuk masuk ke dalam air. Selain itu, cuaca juga membuat air di kedalaman 0-30 meter menjadi keruh dan menyebabkan keterbatasan pandangan.
Beberapa kendala itu ditengarai menjadi sebab-sebab bangkai pesawat utama belum kunjung ditemukan meski sudah banyak objek pesawat didapatkan tim. Diperkirakan, banyak korban yang terjebak di dalam pesawat karena belum sempat keluar saat AirAsia rute Surabaya-Singapura itu tenggelam.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaAlasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Basarnas Makassar juga menambah personel pencari dan mengerahkan alut utama berupa Kapal KN Sar Kamajaya 104.
Baca SelengkapnyaMengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini heboh pilot-kopilot Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaRuang tunggu penumpang di bandara tersebut mengalami kerusakan di bagian atapnya saat dilanda hujan deras.
Baca Selengkapnya