Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Meredam Laju Penularan Omicron di Indonesia

Cara Meredam Laju Penularan Omicron di Indonesia Ilustrasi Covid-19. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Penularan Covid-19 di Indonesia kini didominasi varian Omicron transmisi lokal. Data 22 Januari 2022, 90,1 persen dari total 1.626 kasus konfirmasi nasional merupakan transmisi lokal.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman memberikan masukan kepada pemerintah terkait cara meredam laju penularan Omicron di Tanah Air. Upaya awal dapat dimulai dengan memastikan pegawai yang bekerja di kantor tidak memiliki gejala seperti terpapar Omicron, misalnya demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan. Mereka juga tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19.

Setelah itu, skrining suhu di kantor tetap dilakukan selain memastikan pemanfaatan PeduliLindungi di tempat-tempat umum atau kantor. Tes berkala pada petugas pelayan publik juga sangat penting untuk dilakukan.

"Adanya pembatasan kapasitas dalam satu ruangan atau gedung dan durasi bekerja juga menjadi penting dilakukan," jelas Dicky, Kamis (27/1).

Menurutnya, pola kombinasi Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) perkantoran terbukti efektif untuk meredam laju penularan Omicron. Demikian juga dengan penutupan sementara kegiatan di sekolah dan perguruan tinggi.

Selain itu, perlu pembatasan mobilitas dan interaksi. Masyarakat yang melakukan perjalanan harus sudah divaksinasi Covid-19 dosis lengkap atau booster. Pembatasan ini sangat penting diterapkan selama periode Februari dan Maret 2022.

"Upaya pencegahan lainnya adalah dengan memakai masker berkualitas tinggi (N95/KN95) karena Omicron sangat efektif menular melalui udara," katanya.

Perhatikan Sirkulasi Udara

Penting juga dilakukan perbaikan kualitas kuantitas sirkulasi dan ventilasi di gedung perkantoran. Sehingga udara mengalir dengan efektif dan terjadi pertukaran udara. Upaya lainnya juga bisa ditambah dengan penggunaan AC berpenyaring (HEPA Filter) atau UVC.

Omicron memiliki kemampuan bertahan lebih lama di permukaan benda atau lingkungan dibanding varian lainnya. Karena itu, menjaga kebersihan (disinfeksi) rumah, ruangan kerja atau kantor dan tempat-tempat umum sangat penting untuk dilakukan.

Dicky mengatakan, Omicron sangat efektif dalam menginfeksi sehingga kemungkinan jumlah kasusnya akan jauh lebih banyak dari varian Delta. Saat ini, kemampuan Indonesia dalam mendeteksi dini kasus Omicron masih sangat terbatas.

Kondisi ini yang membuat temuan kasus Omicron di Indonesia masih sedikit. Ditambah lagi, mayoritas penderita Omicron bergejala ringan dan tanpa gejala, serta masyarakat lebih memilih mengobati sendiri saat sakit ringan atau sedang.

"Akan tetapi, harus diingat bahwa meski mayoritas penderita bergejala ringan atau sedang, hal ini tidak menjadi jaminan bahwa pasien akan terhindar dari keparahan dan fatalitas (masuk ICU atau kematian). Kondisi ini akan diperbesar potensinya jika pasien tidak memiliki imunitas yang memadai, baik karena belum divaksin atau belum divaksin 2 dosis atau menurun imunitasnya," ujarnya.

Indonesia Masih Hambat Penularan Omicron

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban menilai, sulit bagi Indonesia untuk menghalau Omicron. Namun, Indonesia bisa membatasi penularan Omicron.

Cara untuk mencegah meluasnya Omicron ialah membatasi aktivitas di luar rumah, menggunakan masker dengan benar jika terpaksa keluar rumah, dan tidak berkumpul dalam waktu cukup lama di ruangan tertutup.

"Jadi jangan lama-lama (berada dalam ruangan tertutup)," katanya, Selasa (11/1).

Menurut Prof Zubairi, kegiatan reunian, takziah, salat berjamaah di masjid, ibadah bersama di gereja, berisiko menimbulkan klaster Omicron. Demikian juga dengan nonton di bioskop, makan di restoran, dan rapat di kantor.

Dia mengingatkan, banyaknya klaster Covid-19 pada perkantoran maupun pabrik pada periode gelombang kedua pandemi. Selain membatasi aktivitas di luar rumah, vaksinasi Covid-19 hingga dosis lengkap bisa mencegah meluasnya penularan Omicron.

Prof Zubairi mengakui vaksinasi tidak bisa melindungi 100 persen dari penularan Omicron. Namun, vaksinasi dapat mengurangi keparahan penyakit jika terjangkit Omicron.

"Nah kalau yang sudah dua kali, segera, mulai besok sudah ada vaksinasi booster. Segera minta vaksin booster," ucapnya.

Prof Zubairi mengatakan, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk menghambat penularan Omicron. Sebab, penularan Omicron di Tanah Air masih rendah.

Berbeda dengan negara lain seperti Amerika, Turki, Prancis, Jerman, Inggris, Vietnam, Thailand, maupun Filipina yang sudah melaporkan banyak kasus Omicron.

"Jadi mumpung kita kesempatannya lebih baik harus semua upaya dikerjakan. Mulai dari tadi jangan berkerumun, vaksinasi, booster, jangan bepergian, bepergian keluar negri apalagi batalkan saja," tandasnya.

Puncak Gelombang 3 pada Februari

Kementerian Kesehatan memprediksi, Indonesia menghadapi puncak gelombang ketiga pandemi Covid-19 pada pekan kedua dan ketiga Februari 2022. Pada puncaknya, penambahan kasus positif harian bisa mencapai 40.000 sampai 55.000.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pemerintah sudah menyiapkan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Saat ini, sudah ada 80.000 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19. Rencananya, pemerintah akan menambah tempat tidur di rumah sakit menjadi 150.000.

"Kita masih bisa meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakitnya ke angka 150.000," kata Budi, Selasa (11/1) malam.

Budi menyebut, pemerintah juga sudah menyiapkan obat Covid-19 Molnupiravir produksi Merck sebanyak 400.000 tablet dan protokol kesehatan baru untuk perawatan pasien di rumah sakit. Sejalan dengan itu, pemerintah sudah mendistribusikan lebih dari 16.000 oksigen generator ke seluruh fasilitas kesehatan dan memasang lebih dari 36 oksigen konsentrator di rumah sakit.

Menurut Budi, kemungkinan kasus Omicron akan meningkat cepat dan banyak. Berdasarkan penelitian, sebanyak 30 sampai 40 persen pasien Covid-19 masuk rumah sakit.

Dilihat dari karakteristiknya, Omicron memiliki tingkat penularan sangat cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan relatif lebih ringan.

"Tapi kita harus tetap waspada dan hati-hati. Kita harus siaga dan tidak perlu panik karena kasus yang masuk rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya," ucapnya.

Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengatakan sebetulnya cara menghadapi Omicron sama seperti varian lainnya. Pertama, menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, terutama menggunakan masker.

Kedua, memperketat surveilans. Jika warga merasakan kondisi tubuhnya tidak sehat, harus segera melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Ketiga, segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Terutama orang tua kita, para lansia yang belum divaksin, harus segera divaksin. Mereka adalah orang-orang yang harus kita lindungi karena merupakan faktor yang paling lemah untuk masuk ke rumah sakit," katanya mengakhiri.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Difteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Satu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh

Satu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh

Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya