Cara Dinkes Sulawesi Tengah Tangkal Virus Corona
Merdeka.com - Di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, pencegahan virus Corona Covid-19 juga dilakukan menggunakan cara tradisional. Seperti yang diinisiasi Dinas Kesehatan Sulteng dengan menyediakan gerai jamu gratis bagi masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Kekhawatiran dan kewaspadaan terhadap Covid-19 mendorong warga untuk mencari alternatif sumber kesehatan agar tidak mudah terjangkit virus yang telah menjadi pandemi itu. Jamu salah satunya. Kebutuhan asupan tambahan untuk kesehatan itu juga mendorong Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, menyediakan gerai jamu gratis di halaman Kantor Dinas Kesehatan Sulteng di Jalan Kartini, Palu.
Di gerai yang buka setiap pukul 07.00 hingga 11.00 Wita itu disediakan jamu hasil olahan dari bahan temulawak, kunyit, daun sereh, dan jahe. Ada juga pemanis dari ekstrak gula aren, jahe, dan cingkeh. Sensasi hangat di tubuh langsung terasa sesaat setelah ramuan lokal itu diminum.
"Rasanya segar, asem, dan manis. Enak. Badan rasanya langsung hangat," kata seorang pengemudi ojek online, Indra (30).
Demi mencegah penyebaran Corona Covid-19 juga, setiap orang yang ingin mencicipi jamu, diharuskan terlebih dahulu mencuci tangan dan saling menjaga jarak dengan warga lainnya. Setiap harinya sejak gerai tersebut dibuka pada 27 Maret, rata-rata ratusan warga termasuk anak-anak mampir meminum jamu. Yang mampir sebagian besar adalah warga dengan profesi yang mengharuskan mereka keluar rumah untuk beraktivitas.
Kepala Seksi kesehatan Tradisional dan Pelayanan Transfusi Darah Dinkes Sulteng, Elisabeth Supit, menerangkan bahwa upaya yang dilakukan Dinkes Sulteng itu, selain membantu masyarakat menjaga kesehatan, juga merupakan bagian edukasi ke masyarakat tentang kekayaan ramuan tradisional yang ampuh mencegah Covid-19.
"Dengan ini kami ingin masyarakat tau bahwa untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas di tengah pandemi Corona, dengan minum jamupun sudah lebih dari cukup," Elisabeth menjelaskan.
Kualitas dan keamanan dari jamu yang disediakan di gerai tersebut, tambah Elisabeth, dijamin oleh Dinkes Sulteng. Sebab warga yang memiliki keahlian meramu yang dilibatkan mendapat bimbingan tentang bahan-bahan alam yang aman digunakan.
"Peramu jamu dapat bimbingan langsung dari Bidang Farmasi Dinkes Sulteng, utamanya soal bahan-bahan yang aman. Jadi memang sudah terlatih," kata dia lagi.
Gerai jamu ini sendiri rencananya akan dibuka hingga 20 hari sejak 27 Maret. Pihak Dinkes Sulteng berharap pendekatan tradisional seperti itu ditambah kepatuhan masyarakat pada anjuran pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, juga dapat menekan penyebaran Covid-19 di Sulteng, yang hingga tanggal 30 Maret telah ada 2 warga yang terpapar dan diisolasi.
Reporter: Heri SusantoSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaSuasana syahdunya dijamin mampu melengkapi suasana libur akhir tahun di Bandung.
Baca SelengkapnyaWarung kelontong atau khususnya warung Madura dilarang tidak berjualan selama 24 jam atau melebihi pukul 00.00 WITA.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sindrom nasi goreng merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut masalah keracunan makanan. Kenali penyebab dan cara menagtasinya.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai, sekitar pukul 04.00 korban berencana kembali ke tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaSetiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaMenjes umumnya digoreng dengan tepung dan dimakan dengan cabai rawit.
Baca Selengkapnya