Calon Taruna Akmil Enzo Diduga Terpapar Radikalisme, Ini Kata Jubir BIN
Merdeka.com - Juru bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyatakan calon penyelenggara negara dan aparat keamanan harus steril dari ideologi yang berbeda dengan Pancasila dan NKRI.
Dia menilai sangat berbahaya apabila ada calon prajurit TNI yang tidak steril dari ideologi yang berbeda dengan ideologi negara.
"Seorang punya cita-cita ok saja namun semua pihak harus pahami bahwa untuk seorang penyelenggara negara dan aparat keamanan harus steril dari ideologi yang berbeda karena sangat rentan," kata Wawan dalam diskusi bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan", di Jakarta, Sabtu (10/8).
Dia menilai kalau seorang calon aparat keamanan tidak steril dari ideologi yang tidak sesuai, akan berbahaya bagi ke depannya karena yang bersangkutan akan menimba ilmu khusus keamanan negara.
Menurut dia, ilmu khusus keamanan negara itu dipelajari orang yang berideologi selain ideologi negara, maka efeknya akan panjang dan berdampak bagi masyarakat Indonesia.
"Mental ideologi tidak bisa menjadi pertaruhan. Ada aparat keamanan di Poso berbelok ideologi, lalu di Aceh juga ada seperti itu dan dipecat," ujarnya.
Wawan menilai mental ideologi negara sangat penting bagi penyelenggara negara dan aparat keamanan karena menyangkut kebijakan dan politik yang akan diambil yang bersangkutan ketika memimpin karena menyangkut kepentingan masyarakat.
Menurut dia, Pancasila dan NKRI harus menjadi pegangan utama bagi semua warga negara karena kalau tidak bisa menjadi momentum perpecahan muncul.
Namun dia menilai terkait persoalan Enzo, dirinya menyerahkan kepada Tim Panitia Seleksi Taruna Akademi Militer untuk melakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, etika penting dalam konteks penyelenggaraan negara.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaAncaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaKata dia, pemberian pangkat jenderal kehormatan yang diklaim sebagai apresiasi dari negara kepada menteri tersebut juga tidak tepat.
Baca SelengkapnyaPidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan
Baca Selengkapnya