Bupati Buton akui sogok Akil Mochtar Rp 1 miliar
Merdeka.com - Bupati Buton, Sulawesi Tenggara, Samsu Umar Abdul Samiun, mengakui menyogok mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, sebanyak Rp 1 miliar. Meski begitu, dia mengaku terpaksa menyuap Akil melalui advokat Arbab Paproeka karena ditakut-takuti kemenangan Samsu-La Bakry akan dianulir jika tidak mengabulkan permintaan Akil.
Menurut Umar, saat proses sengketa kedua pilkada Buton di MK, dia dihubungi advokat Arbab Paproeka minta supaya bertemu. Tetapi, Syamsu berkali-kali mengabaikannya. Meski begitu, lanjut dia, Arbab terus mendesaknya dengan jurus mengatakan perkara sengketa pilkada Buton bermasalah.
"Kata Pak Arbab melalui telepon, kemenangan kami di MK akan segera dianulir kalau tidak segera bertemu. Menurut keterangan Agus (sahabat karib Umar) yang akan menganulir adalah Pak Akil Mochtar," kata Umar saat bersaksi dalam sidang Akil, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/4).
Sementara itu, sahabat karib Umar, La Ode Muhammad Agus Mukmin, mengakui Arbab Paproeka berkali-kali menghubunginya meminta dipertemukan dengan Umar. Meski pada awalnya kerap mengelak, tapi setelah Arbab mengatakan ada kemungkinan kemenangan Umar dibatalkan, dia lantas memberikan nomor telepon dan menghubungi sahabatnya.
"Saya bicara kepada Umar tapi dia bilang enggak usah ditanggapi karena yakin menang dalam sengketa," kata Agus.
Tak lama kemudian, Arbab dan Umar bertemu. Menurut Umar, Arbab sempat menyatakan kemenangannya dibatalkan MK jika tidak memberikan uang. Bahkan, lanjut dia, Arbab sempat mencontohkan sengketa pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan. Menurut dia, saat itu Akil melalui keputusan MK membatalkan kemenangan salah satu pasangan calon. Meski yakin menang, Umar lantas mengaku tertekan dan khawatir kalah setelah mendengarkan penjelasan Arbab.
Umar lantas mengatakan, Arbab juga menyampaikan permintaan Akil supaya mengirim uang Rp 6 miliar jika kemenangannya tak mau dibatalkan. Tetapi, dia mengatakan tidak memiliki uang sebanyak itu.
"Saya sempat berpikir dulu sebelum mengirim. Karena saya dongkol karena jumlah uangnya tidak kecil dan dalam keadaan tertekan. Besoknya, Pak Arbab memberikan saya nama CV Ratu Samagat. Pertama telepon dan kemudian SMS. Kalau tidak salah saya transfer Rp 1 miliar tanggal 18 Juli 2012 ke rekening Bank Mandiri," ujar Umar.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Polres Lampung Tengah, Aiptu Supriyanto, tengah menjadi sorotan. Pangkalnya, mengembalikan uang ratusan juta yang ditemukan di rest area tol Lampung.
Baca SelengkapnyaAtas perbuatannya, ketiga pelaku telah ditetapkan menjadi tersangka
Baca SelengkapnyaKeilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaTernyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.
Baca Selengkapnya