Bukti kurang, Budi Waseso ogah sebut nama yang diduga terlibat Fredi
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menjelaskan kehadiran Koordinator KontraS Haris Azhar ke kantor BNN selain silaturahim juga berkaitan dengan informasi tentang testimoni Fredi Budiman. Waseso menambahkan, pihaknya butuh bantuan Haris Azhar terkait informasi diduga keterlibatan aparat TNI dan Polri menerima dana dari hasil transaksi narkoba.
"Sehingga kita ingin ini terungkap dengan gamblang dan benar," kata Budi Waseso di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (23/8).
BNN pun tidak mau terburu-buru dalam menentukan nama-nama yang terlibat karena belum ada fakta kuat. "Informasi saja belum kuat, menyebut nama-nama boleh saja, kalau terbukti kita tindak lanjuti," tegasnya.
Waseso mengatakan BNN terus bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengungkap kebenaran testimoni Fredi Budiman. "Kita masih terus bekerja, masih berjalan. Tim sedang membuat surat ke beberapa saksi yang memiliki alat bukti, salah satunya ada di Kanada dan ini kita imbau surati untuk bisa hadir. Yang bersangkutan siap, kapan waktunya nanti kita informasikan," paparnya.
"Tim independen tidak ada masalah. masyarakat berhak mengawasi dan melaporkan," imbuhnya.
Untuk bukti, Budi Waseso, belum bisa memaparkan. Sebab pihaknya masih mencari keterangan beberapa saksi yang hingga kini belum didapat.
"Sejauh ini dari kita belum dapat bukti akurat, fakta akurat kita belum dapatkan, kita perlu itu. Tapi petunjuk juga ada. berkaitan dengan CCTV belum ada buktinya, petugas yang katanya mematikan CCTV juga belum kita mintai keterangan," kata Waseso.
Selain itu, pihak Bareskrim Polri juga sudah memeriksa rekening terkait aliran dana hasil narkoba. Tidak atas nama Fredi Budiman, namun rekening keluarga dan adiknya juga ikut diperiksa.
"Itu bisa ditanya langsung ke Bareskrim," katanya singkat.
Terkait rekaman video testimoni Fredi Budiman, Budi Waseso menegaskan pihaknya tidak perlu koordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.
"Saya tidak perlu konfirmasi rekaman itu dengan Menkum HAM. Penyampaian Fredi kan masih merupakan penyampaian pleidoi, bisa saja saya cerita, tapi faktanya apa. Yang jadi soal kan Fredi sudah enggak ada (meninggal), kalau sekarang kan enggak bisa kita periksa. Ini salah satu hambatan kita," pungkasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaBansos Jokowi Jelang Pilpres Dikritik, Erick Thohir: Apa yang Salah?
Erick mempertanyakan apa yang salah dari penyaluran bansos dan BLT.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang 1 TNI Ini Dipuji Prabowo: Danrem Bogor Pasti Orang Terbaik di Angkatan Darat
Sosok Faisol biasa terlihat mendampingi Jokowi apabila berkegiatan di luar Istana Kepresidenan maupun kunjungan kerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budiman Sudjatmiko Optimis Prabowo-Gibran Bisa Kuasai Jateng untuk Menang 1 Putaran
Kehadiran relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di desa-desa penting untuk konsolidasi suara.
Baca SelengkapnyaKasus Prajurit TNI Meninggal usai Tabrak Lari, Pelaku Akhirnya Serahkan Diri usai Buron
Diduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaMarsdya TNI Andyawan Martono Jadi Wakasau Gantikan Gustaf Brugman
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memimpin serah terima jabatan Wakasau.
Baca Selengkapnya15 Prajurit TNI Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Diperiksa Denpom Solo, Dipastikan Tak Ada Korban Meninggal
Dandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaPemuda Asal Ambon 10 Kali Tes Akhirnya Jadi Tamtama, Kolonel TNI Sampai Kaget 'Kamu Enggak Ada Kerjaan Lain? Enggak Bosan?'
Tak kenal menyerah, sosok anggota TNI ini mengaku sempat gagal 10 kali sebelum akhirnya menjadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaKolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca Selengkapnya