Budi Waseso klaim lebih tegas dari Duterte
Merdeka.com - Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen (Purn) Budi Waseso mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap bisnis narkotika yang masih beredar di lembaga permasyarakatan (lapas). Menurutnya, para oknum tersebut harus dibasmi supaya kapok.
Buwas juga mengaku dirinya lebih tegas dari sikap Presiden Filiphina Rodrigo Duterte yang ganas terhadap para pelaku narkoba. Untuk diketahui, Duterte siap memberikan hukuman mati bagi siapapun yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika.
"Orang-orang itu (oknum lapas dan jaringan narkoba) jangan dipidanakan, bantai saja. Saya lebih gila dari Duterte, cuma tidak punya kewenangan saja," tegas Buwas di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/3).
"Saya memang harus jadi gila. Kalau tidak gila, tidak nyambung sama orang-orang gila itu," tambahnya.
Mantan Kabareskrim ini melihat, jika para bandar atau pelaku narkoba tak diberikan hukuman yang berat capaian BNN selama ini sia-sia. Sebab, hanya memindahkan para bandar ke lembaga permasyarakatan yang tak kapok memutar roda bisnis barang haram.
"Kita hanya jadi pemadam kebakaran, ini jadi pekerjaan sia-sia BNN. Hanya tempatnya yang berganti ke lembaga kemasyarakatan," ucapnya.
Sepanjang 2017 sendiri BNN telah menangani sekitar 29 ribu kasus peredaran narkotika yang mana 90 persen melibatkan jaringan di dalam lapas. Oleh karenanya, Buwas menyodorkan gagasan kepada pemerintah menyertakan buaya untuk menjaga para napi narkoba.
"Saya membuat konsep itu tidak main main," tandasnya.
Terhitung hari ini, Buwas yang menyandang bintang tiga itu resmi pensiun dari jabatan kepala BNN yang digantikan mantan Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Inspektur Jenderal Pol Heru Winarko sebagai Kepala BNN yang baru.
Berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 14/M Tahun 2018 tanggal 28 Februari 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional, Irjen Pol. Drs Heru Winarko, SH telah resmi menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Dikritik soal Pembagian Bansos, Bahlil: Jangan Batasi Presiden Dekat Dengan Rakyat
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaBansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaBawaslu Nilai Jokowi Boleh Bagikan Bansos, Kecuali Ajak Memilih Paslon
Bawaslu sedang berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Kepala Bulog Bayu Krisnamurthi terkait mekanisme penyaluran bantuan sosial saat kontestasi pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bansos Bergambar Prabowo-Gibran, TPN Lakukan Investigasi dan Bakal Lapor ke Bawaslu
Bansos merupakan program pemerintah, sehingga tidak benar jika hanya diklaim salah satu paslon.
Baca SelengkapnyaEks Bupati Bandung Barat Aa Umbara Bebas Bersyarat
Aa Umbara Sutisna terjerat kasus korupsi Pengadaan Barang Tanggap Darurat Bencana Pandemi Covid-19 pada Dinas Sosial Pemkab KBB.
Baca SelengkapnyaAnies Kritik Bansos Lagi: Saya Yakin Penerima Makin Hati-Hati Beri Dukungan, Pilih Pakai Hati Nurani
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaDijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan
Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaKesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaPesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan
Jokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca Selengkapnya