Bubur Pedas, kuliner khas Melayu saat Ramadan
Merdeka.com - Di bulan Ramadan, warga biasanya mencari menu makanan untuk menjadi hidangan saat berbuka puasa. Namun, tiap daerah memiliki menu khas masing-masing yang digandrungi warga.
Di Medan misalnya, menu Bubur Pedas sudah menjadi salah satu makanan khas setiap bulan puasa tiba. Bubur Pedas sudah menjadi bagian dari sejarah dan kebudayaan Kota Medan. Sejak dulu, hidangan khas Melayu ini menjadi santapan khusus setiap Ramadan.
Makanan spesial ini berbahan dasar beras dengan ditambah daging dan sayuran. Puluhan jenis rempah yang ada di dalamnya membuat rasanya menjadi pedas, sehingga memberikan kehangatan pada tubuh.
Masyarakat Medan biasanya menyantap Bubur Pedas bersama menu Anyang, yaitu berupa sayur pakis dan toge yang diolah sedemikian rupa dengan cabai, udang kering, kelapa kukur goreng dan asam jeruk.
"Anyang membuat bubur pedas semakin enak," kata salah seorang pengemar bubur pedas, Rusli di Medan, Sabtu (21/7).
Penjual Bubur Pedas banyak dijumpai di setiap sudut Kota Medan setiap Ramadan datang. Meski banyak yang bisa membuat Bubur Pedas sendiri, bagi sebagian orang Bubur Pedas spesial adalah yang tersedia di Masjid Raya Al Mashun.
Rasa Bubur Pedas di masjid itu sangat khas karena dimasak dalam gerabah besar di atas tungku kayu bakar sehingga memberi aroma khas.
Selain soal rasa, ada alasan lain mengapa Bubur Pedas Masjid Raya Al Mashun dianggap spesial, yaitu masyarakat tak perlu membayar untuk mendapatkannya. Sebab, pengurus masjid membagikan makanan ini secara cuma-cuma menjelang berbuka puasa.
Anda cukup datang ke Masjid Raya Al Mashun setelah waktu Asar, maka satu porsi Bubur Pedas diberikan kepada Anda. Setiap harinya, pihak masjid menyediakan sekitar 800 hingga 1000 porsi Bubur Pedas secara cuma-cuma.
Selain disediakan untuk berbuka puasa bersama di masjid kebanggaan Kota Medan itu, Bubur Pedas juga dibagikan kepada masyarakat yang ingin membawanya pulang.
Pembagian Bubur Pedas itu sudah dilakukan pihak Masjid Raya Al Mashun sejak Ramadan tahun 1909 masehi. Saat itu merupakan masa kejayaan Kesultanan Deli di bawah kepemimpinan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah.
Menurut sejarah, Bubur Pedas juga pernah dibagikan setiap Ramadan di Masjid Raya Al Osmani Labuhan, dan Masjid Gang Bengkok Medan.
Meski rempah yang digunakan juru masak di Masjid Raya Al Mashun sudah berubah dibandingkan di masa lalu, Bubur Pedas yang mereka buat tetap diminati warga.
Tertarik mencoba Bubur Pedas?
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hidangan bubur ini memiliki tujuh varian rasa yang berbeda
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kue Talam merupakan kudapan tradisional Suku Banjar. Kue ini terbuat dari bahan dasar santan dan tepung.
Baca SelengkapnyaSalah satu sajian hidangan yang sudah menjadi tradisi ketika Ramadan ini dibuat dengan bumbu-bumbu yang kaya akan rempah dan pastinya menggugah selera.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaMeriahkan Idul Fitri dengan santapan-santapan khas yang menggoyang lidah.
Baca SelengkapnyaKampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca Selengkapnya