BNPT Sebut Atasi Teror Tak Bisa Sekadar Pembatasan Konten Negatif di Medsos
Merdeka.com - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris, mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyisiran terhadap situs yang membuat konten negatif. Biasanya, situs semacam ini mendorong seseorang melakukan aksi teror sendiri atau Lone wolf sejak 2014.
"Kita sisir tiap hari, gambar-gambar yang ada darah, bunuh diri, bagaimana ke Suriah. Itu lah yang kita laporkan ke Kominfo pada 2014," kata Irfan di Jakarta, Sabtu (16/11).
Namun, di Kominfo tahapannya tidak langsung diblokir terlebih dahulu. "Diberitahukan dulu adminnya, kalau tak ada perubahan baru ada teguran. Teguran ke sekian baru diblokir, tapi tak ditutup," tutur Irfan.
Meski demikian, menurut dia, langkah itu bukan satu-satunya solusi terbaik. Karena pasti akan ada yang membuat konten-konten negatif tersebut.
"Bisa melanggar Undang-Undang. Ada tahapan. Pornografi saja ditutup satu tumbuh seribu. Solusinya bukan pada membatasi, tapi pada bagaimana melakukan edukasi kepada teman-teman penggiat dunia maya agar ikut menyuarakan bagaimana kearifan lokal yang kita miliki, bagaimana kita saling menghargai," ungkap Irfan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaSementara satu korban korban kritis dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhamadiyah Delanggu untuk mendapatkan perawatan intensif.
Baca SelengkapnyaDandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Boy Rafli Amar dianugerahi tanda penghormatan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya