BNPB Petakan Daerah Rawan Bencana di Calon Ibu Kota Baru
Merdeka.com - BNPB tengah memetakan lokasi risiko bencana di kawasan calon ibu kota baru, tepatnya sebagian kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pemetaan itu melibatkan banyak ahli. Mulai dari ahli kepakaran hingga ahli lingkungan.
BNPB mencatat, provinsi Kalimantan Timur punya risiko kebakaran hutan dan lahan sangat besar saat memasuki kemarau. Namun di 2019 lalu, area yang terbakar relatif sedikit.
"Data kami peroleh, provinsi Sumsel ada 328 ribu hektare yang terbakar, di provinsi Kalteng ada 330 ribu hektare. Kaltim, sekitar 64 ribu hektare. Dibanding daerah lain masih sangat kecil," kata Kepala BNPB Doni Monardo saat rapat koordinasi di kantor Gubernur Kaltim, di Samarinda, Rabu (22/1).
BNPB mendapat tugas dari pemerintah pusat melalui Setkab untuk melakukan kajian risiko bencana terhadap wilayah calon ibu kota baru.
"Saya tanya ke staf, potensi gempa ada. Tapi di bawah 5 skala Richter. Ini perlu kita dalami lagi dengan kerja sama banyak pihak geologi dan pakar gempa serta tsunami. Termasuk, Ikatan Ahli Bencana Indonesia," ujar Doni.
"Kami masih perlu waktu merampungkan kajian ini. Agar hasil yang kita dapatkan bisa jadi rujukan, perkiraan akan ancaman paling utama di ibu kota baru. Supaya kita bisa lakukan mitigasi yang tepat," tambah Doni.
Doni menyebut Indonesia sebagai supermarket bencana lantaran memiliki 500 gunung api. Di mana, 127 di antaranya merupakan gunung api aktif serta memiliki 256 patahan.
"Ini berpeluang bisa bertambah. Seperti di pulau Ambon dan pulau Haruku, ada patahan baru. Kita kerja sama, koordinasi dengan ITB, BMKG, Badan Geologi dan kementerian terkait. Ini unik dan fenomenal," terang Doni.
"Gempa di Ambon itu, hampir 3.000 kali. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kita bersyukur, gempa terjadi sering dan banyak. Kalau sekali saja, maka yang terjadi (kekuatan) gempa akan sangat besar. Apalagi, negara indah Indonesia ini dipengaruhi letak topografi pertemuan 3 lempeng benua," paparnya.
Doni menggarisbawahi bahwa dunia, tidak terkecuali Indonesia sedang menghadapi perubahan iklim. "Penanggulangan bencana, sesuaikan dengan perubahan iklim. Global Warming (pemanasan global itu) bukan omong kosong," jelas dia.
"Dampak perubahan iklim itu, seperti kemarau yang panjang, kekeringan semakin lama. Hujan lebat dan durasi lebih lama. Ke depan, sangat memungkinkan terjadi gagal panen. Kalau kita menjaga alam, InsyaAllah alam akan menjaga kita," tutupnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Terapkan Pembatasan Angkutan Barang saat Libur Lebaran, Ini Ruas Jalan yang Dibatasi
Pemerintah mengeluarkan SKB tentang pengaturan pembatasan operasional angkutan barang selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaKepala BNPB Sebut Indonesia sedang Hadapi Anomali Bencana Alam
BNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaBanjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam
Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Barisan Pemuda Riau Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran
Pemuda memiliki peran penting pembangunan bangsa dan negara
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Cak Imin Dulu Ikut Potong Tumpeng di IKN, Kini Berbalik Menolak Pemindahan Ibu Kota
Cak Imin akhirnya buka suara soal dulu dukung pembangunan IKN, sekarang malah menolak
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHeboh Pejabat Batubara Arahkan Kades Dukung Prabowo-Gibran, Ini Kata Istana
Istana memastikan Mendagri tak akan tinggal diam bila pejabat Batubara terbukti minta kepala desa menangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBelasan Tahun Ditinggalkan Warga, Kampung Pangheotan Terbengkalai, Netizen 'Lebih Baik Dijadikan Obyek Wisata'
Banyak bangunan rumah unik dengan pemandangan indah. Sayangnya, perkampungan tersebut kini terbengkalai.
Baca Selengkapnya