BNN Selidiki Dugaan Salah Tembak di Deli Serdang
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) angkat bicara soal kasus dugaan salah tembak yang menewaskan 1 orang dan melukai seorang lainnya dalam satu operasi di Sumut pekan lalu. Lembaga ini masih menyelidiki kejadian itu.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat BNN Brigjen Sulistyo Pudjo menyatakan sudah bertemu keluarga korban dugaan salah tembak. Selanjutnya mereka masih melakukan pendalaman.
"Saya sudah datang ke Batubara (pascakejadian) dan berikutnya kita sedang mengumpulkan data informasi internal. Nanti yang akan merilis pimpinan," katanya, Jumat (12/7).
Sebelumnya, Muhammad Yasin, warga Batubara meninggal dunia setelah mobil yang ditumpanginya ditembaki petugas BNN di kawasan Jalan Perhubungan, Laut Dendang, Deli Serdang, Sumut, Rabu (3/7). Seorang kerabatnya, M Yusuf, yang mengemudikan mobil juga terluka setelah tertembak di bagian kaki.
Sementara seorang lagi, Sulaiman, sempat diamankan karena diduga terlibat jaringan peredaran 81,8 Kg sabu-sabu dan 102.657 butir pil ekstasi yang diungkap BNN di Asahan. Belakangan ketiganya terbukti tidak terlibat.
Sulistyo mengatakan mobil Toyota Avanza B 1321 KIJ yang ditumpangi Yasin, Yusuf, dan Sulaiman memang berada di dua lokasi operasi BNN, yakni saat mereka mengejar mobil target di Batubara dan Deli Serdang. Petugas tidak mengikuti mobil itu saat pengejaran di Batubara. Namun, saat di Deli Serdang, mobil itu kembali muncul, bahkan sempat menabrak mobil petugas BNN yang menghadang mereka.
Dia menyatakan kasus ini sangat sensitif, karena menyangkut profesionalitas, akuntabilitas hingga kepercayaan publik. Karenanya, BNN melakukan penyelidikan internal untuk mengungkap kejadian itu. "Saat ini kita sedang mengumpulkan data informasi internal. Nanti yang akan merilis pimpinan," ungkapnya.
Mengenai uang Rp 500 ribu yang diberikan BNN kepada Sulaiman yang dipulangkan setelah tidak terbukti terlibat, Sulistiyo mengaku tidak tahu. "Saya nggak tahu ya, itu deputi berantas ya. Kalau masalahnya begitu dari inspektorat (nanti). Itu nanti keputusan Kepala BNN. Kita sekadar membantu. Tujannya datang ke sana (Batubara), untuk melihat langsung dari keluarga," tutupnya.
Sebelumnya keluarga Yasin, Yusuf dan Sulaiman meminta keadilan atas peristiwa ini. Mereka mengadu ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaPembatasan operasional angkutan barang selama mudik lebaran itu berdasarkan keputusan bersama antara kepolisian dengan sejumlah pemangku kebijakan.
Baca SelengkapnyaRW ternyata salah satu anggota Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaPenampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI ini pasang badan terhadap 3 anak buahnya yang diamankan oleh polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaSebanyak 17 orang mengalami luka-luka. Kasus ini masih diselidiki kepolisian.
Baca Selengkapnya