BIN Tepis Kecolongan Soal Terduga Teroris Farid Ahmad Okbah Pernah Bertemu Jokowi
Merdeka.com - Badan Intelijen Negara (BIN) menepis tudingan kecolongan terkait pertemuan tersangka kasus terorisme, Farid Ahmad Okbah (FAO) pernah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). BIN menyatakan bahwa seseorang yang belum tersangkut dengan proses hukum masih bisa bebas bertemu dengan siapa pun dan hadir ke acara apapun.
"Kita tetap berpegang pada azas praduga tak bersalah," kata Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam keterangannya, Selasa (23/11).
Wawan mengatakan, aparat mengamati aktivitas terduga terorisme sebelum menangkap. Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan melalui proses waktu yang panjang.
Menurut Wawan, pengamatan dilakukan dengan bekerjasama dengan pelbagai lembaga terkait seperti TNI/Polri, BNPT, serta Densus 88. Termasuk PPATK guna menyelidiki pendanaan terorisme dan lain-lain.
"Kerjasama ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara komprehensive sebagai upaya deteksi dini dan cegah dini," ujar dia.
Wawan menegaskan, pihak BIN tidak kecolongan terkait dengan penangkapan terhadao Farid Okbah dan dua orang lainnya. Aparat keamanan terus bekerja dengan melengkapi bukti-bukti.
Dia menambahkan, penangkapan terduga teroris dilakukan Densus 88 setelah ada bukti permulaan yang cukup. Diperkuat keterangan saksi maupun ahli sehingga akurat.
"Laporan intelijen bukan pro justisi," tutup dia.
Sebelumnya, Farid Ahmad Okbah (FAO) terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Bekasi ternyata pernah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan hadir dalam acara Baintelkam Polri. Diketahui, Farid Okbah ditangkap bersama dengan Ahmad An-Najah dan Anung Al-Hamat pada Selasa (16/11) pagi di lokasi yang berbeda-beda.
"Seharusnya beliau dipanggil baik-baik dan ketika dia datang ke presiden kan hadir, datang ke Baintelkam Mabes Polri juga hadir sebagai pembicara. Tidak ada beliau mendapatkan penghargaan," kata kuasa hukum tiga terduga teroris, Ismar Syafruddin kepada wartawan, Kamis (18/11).
"Nah ini kenapa tidak dipanggil secara baik-baik. Supaya apa? Oke kalau misalkan beliau ingin tersangkakan, silakan kalau pihak kepolisian menganggap memiliki bukti-bukti fakta silahkan kita hargai itu. Tetapi yang santun," sambungnya.
Selain itu, terkait dengan pertemuan antara kliennya dengan presiden, Ia menganggap Badan Intelejen Negara (BIN) telah kecolongan.
"Kalau hal ini beliau terbukti sebagai salah seorang pelaku teroris, coba di mana muka teman-teman BIN. Berarti kecolongan membiarkan seorang teroris masuk istana loh, sangat berbahaya ini, sangat kontradiktif Ini," ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTidak tepat rasanya jika temuan-temuan tersebut langsung dibawa dan selesai begitu saja di Bawaslu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, banjir di Demak terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem.
Baca Selengkapnya