Bertemu Wapres JK, Rektor UGM Setuju Wacana Rektor Asing
Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (7/8). Ada beberapa hal yang dibahas. Salah satunya yaitu terkait rencana pemerintah yang akan menerapkan rektor asing mengajar dibeberapa universitas percontohan.
"Diskusi tentang itu prinsipnya adalah bagaimana tindakan-tindakan kita untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi," kata Panut usai bertemu JK di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Rabu (7/8).
Dia pun setuju terkait rencana tersebut. Dia sepakat dalam diskusi bersama JK harus bersama-sama memperbaiki tenaga pendidikan di dalam negeri. Menurut dia, Indonesia sudah mencapai peringkat baik seperti QS World University Rangking.
"Itu kan sangat jelas apa yang dinilai skoringnya apa yang dinilai apa saja, item-itemnya apa saja, kita kan sudah tahu, dan sekarang itu pun sudah melakukan di hal-hal macam itu yang terkait dengan kualitas pendidikan kita," ungkap Panut.
Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan Presiden Joko Widodo memberikan lampu hijau terkait usulan penerapan rektor asing yang akan mengajar dibeberapa universitas percontohan. Dia menjelaskan hal tersebut sebagai uji coba dan tantangan tersendiri agar tercipta persaingan yang lebih baik.
"Dalam sebuah kesempatan presiden pernah menyampaikan perlu kita ujicoba. Karena biar menjadi tantangan tersendiri," kata Moeldoko di Kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Dia juga meminta kepada publik jangan dilihat dari sisi kecilnya saja, namun harus melihat dari sudut pandang secara global. Dengan hadirnya rektor asing ke Indonesia menurut Moeldoko akan menghadirkan kompetisi.
"Presiden sesungguhnya niat baiknya ingin bawa orang Indonesia berkompetisi. Kalau ada rektor dari luar, mungkin ada BUMN dirut dari luar, presiden ingin melihat bagaimana kalau bangsa ini berkompetisi. Poinnya di situ, kita ingin masuki dunia kompetitif," kata Moeldoko.
Kemudian Menristekdikti Mohamad Nasir dilansir dari rilis resmi Kemenristekdikti menjelaskan langkah rekrutmen rektor luar negeri ini guna meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia masuk dalam 100 universitas terbaik dunia.
Nasir mengatakan, praktik rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi publik di suatu negara lumrah dilakukan di luar negeri, terutama di negara-negara Eropa, bahkan Singapura juga melakukan hal yang sama. Ia mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang baru didirikan pada 1981, namun saat ini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaBabak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali.
Baca SelengkapnyaSaat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah rektor paparkan berbagai keberhasilan yang telah diraih pemerintahan Jokowi selama 9 tahun.
Baca SelengkapnyaETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca SelengkapnyaPetisi disampaikan oleh Prof Koentjoro di Balairung UGM bersama guru besar UGM, dosen, hingga mahasiswa turut hadir.
Baca SelengkapnyaSaat ini, ada 17.000 mahasiswa dengan 11 fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menilai gerakan sejumlah kampus di Indonesia menginginkan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur merupakan pertanda perubahan akan terjadi.
Baca SelengkapnyaMunculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa.
Baca Selengkapnya